Bahkan kata dia di wilayahnya saat ini ada daerah pertanian yang sudah tidak bisa ditanami karena kondisinya sudah mirip rawa, akibat banjir yang terus menyerang wilayahnya.
“Saat ini ancaman terbesar di wilayah Kertajati dan wilayah utara Majalengka lainya adalah ancaman banjir setiap turun hujan,“ ucapnya.
Oleh karena itu ia meminta kepada pemerintah khususnya BBWS untuk segera melakukan langkah antisipasi dengan melakukan pengerukan Sungai Cimanuk yang sudah mulai dangkal akibat abrasi maupun endapan lumpur yang terbawa hujan.
Baca Juga:Kiper Timnas U-20 Asli Orang Majalengka, Ini Profilnya…Inilah Cara Mudah Dapat Saldo DANA Gratis Rp3.000.000 dengan Aplikasi BNC Digital Bank
Selain para petani di wilayah utara Majalengka, kecemasan serupa juga dirasakan para petani di wilayah tengah, seperti Leuwimunding, Rajagaluh, Palasah Sumberjaya, Sukahaji dan lainnya, terutama akibat intensitas hujan yang cukup tinggi.
Pasalnya mereka mengaku sangat kesulitan dan terancam merugi akibat areal pertanian yang selalu terendam banjir.
Misalnya saja kata Dadang petani asal Desa Cikeusik Sukahaji harus melakukan pemupukan dua hingga tiga kali, akibat proses pemupukan pertama gagal karena terhempas banjir saat hujan besar.
“Selain bagi petani yang sedang masa tanam, petani yang sedang panen juga terancam mengalami kerugian jika curah hujan cukup tinggi, karena mereka akan kesulitan saat menjemur hasil panennya,” pungkasnya. (pai)