INDRAMAYU, RADARCIREBON.ID – Produksi garam krosok oleh petani garam rakyat di wilayah pantura Bumi Wiralodra berhenti total karena terdampak cuaca buruk.
Kini, petani garam rakyat di Kabupaten Indramayu itu beralih profesi menjadi petambak ikan.
Profesi itu dilakoni para petani garam di Kecamatan Losarang. Mereka menyulap ratusan hektare lahan garam menjadi tambak ikan. Mayoritas ikan bandeng dan udang.
Baca Juga:Kemenag Tegaskan Asrama Haji Indramayu Siap Layani Jamaah HajiInflasi Sentuh 7 Persen, Pemkab dan Bulog Cirebon Genjot Operasi Pasar
“Sekarang mayoritas petani garam beralih profesi semua, jadi petambak ikan,” ucap petani garam asal Kecamatan Losarang, Ali Mustadi, Minggu (5/3/2023).
Peralihan profesi itu, ungkapnya, sudah biasa dilakoni para petani garam. Karena memang, mayoritas lahan garam di wilayahnya dapat dimanfaatkan untuk dua fungsi.
Saat kemarau menjadi lahan garam, ketika datangnya musim penghujan berubah berganti tambak ikan.
“Tetapi ada pula lahan garam yang tidak bisa diapa-apakan lantaran tergenang banjir,” Ali Mustadi.
Namun tetap saja, cuaca ekstrem tahun ini membuat petani garam yang beralih profesi itu ketar-ketir. Sebabnya, lahan tambak ikan mereka rawan tersapu banjir.
“Minggu-minggu ini lagi pada was-was. Tahu sendirikan, cuacanya sangat tidak bersahabat. Hujan terus-terusan, rawan banjir,” lanjutnya.
Ali Mustadi membenarkan. Produksi garam rakyat sudah terhenti. Sejak September 2022 lalu seiring datangnya musim penghujan. Dampaknya, sekarang stok garam mengalami kekosongan.
Baca Juga:Jadwal Sholat untuk Kabupaten Indramayu, Jumat 3 Maret 2023Jadwal Sholat untuk Kabupaten Cirebon, Jumat 3 Maret 2023
Harga garampun meroket hingga menembus Rp5000 per kilogram. Mencapai rekor tertingginya. Memecahkan rekor sebelumnya atau pada tahun 2016-2017 yang mencapai Rp3500/kg.
Itupun petani lokal tidak bisa menikmatinya. Sebab, garam konsumsi yang masuk saat ini berasal dari luar daerah, seperti Rembang, Jawa Tengah.
“Dari luar daerah, kalau garam impor belum masuk, itukan untuk industri,” ujarnya.
Ali Mustadi memprediksi, kekosongan stok garam masih akan terus terjadi sampai empat bulan mendatang.
Sebab, petani akan kembali mengolah lahan garamnya pasca Lebaran nanti atau bersamaan dengan datangnya musim kemarau.