Bagi guru honorer, nakes, dan penyuluh sangat berbangga hati karena fokus rekrutmen ASN 2023 hanya pada tiga formasi tersebut.
Sebaliknya, ujar Udin, honorer tenaga teknis sangat tersiksa batinnya, karena tidak mempunyai kementerian yang mengikat untuk dijadikan dasar dalam menata tingkat kebutuhan.
“MenPAN-RB menyampaikan kebutuhan semua diserahkan kepada Pemda untuk mengusulkan, tetapi bagi kami tenaga teknis sangat sulit mendapatkan kuota penerimaan karena nomenklatur yang membatasi terhadap tingkat kebutuhan,” tuturnya.
Baca Juga:Perkiraan Cuaca Wilayah Cirebon, Selasa 21 Maret 2023, Potensi Berawan Tapi Waspada Cuaca BerubahModal WhatsApp, Saldo DANA Rp150 Ribu Masuk Dompet Digital
Dia mencontohkan, jabatan arsiparis tidak ada nomenklatur yang menjadi dasar untuk diajukan sebagai kebutuhan.
Sebab, jenjang kualifikasi pendidikan minimal tingkat terampil dan pratama, sedangkan hampir 90 persen rata-rata honorernya berstatus pendidikan SMA.
Lalu, sampai kapan honorer ini dijadikan tameng dalam rutinitas kerja kantor yang diberi honor di bawah garis kemanusiaan dan keadilan.
“Pak MenPAN-RB yang terhormat, kami percaya niat Bapak untuk menuntaskan honorer sudah terskema, tetapi hanya guru, kesehatan dan penyuluh yang signifikan kuotanya, lalu, kami tenaga teknis ini mau dibawa ke mana,” ujarnya.
“Apakah ini suatu keadilan atau tenaga teknis hanya menunggu sampai seluruh guru dan kesehatan habis?”
Udin mengingatkan Azwar Anas bahwa sampai kapan pun guru dan tenaga kesehatan tidak akan pernah cukup karena sangat banyak jabatan struktural ditempati guru dan nakes yang hijrah.
Ada guru yang jadi kepala seksi, kepala bidang atau kepala dinas. Perawat dan bidan yang bersekolah lanjut, kuliah di prodi kesehatan masyarakat agar bisa duduk di jabatan struktural dan masih banyak lagi.
Baca Juga:Pajero Sport Facelift 2023 Lebih Nyaman Segala Medan, Harga Mulai Rp500 JutaanWOW! TPG Cair, Penghasilan Bulanan Guru Naik 2 Kali Lipat
“Pak menteri yang terhormat, tahun ini pada penerimaan ASN tenaga teknis harus mendapatkan porsi sama seperti guru dan nakes dengan memerhatikan kualifikasi pendidikan SMA dalam jabatan pemula yang menjadi prioritasnya. Kami yakin pemerintah hadir untuk rakyatnya karena pemerintah bekerja untuk rakyat,” pungkas Sahirudin Anto.