RADARCIREBON.ID – Pasar Cilimus merupakan salah satu pasar tradisional yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pasar ini telah berdiri sejak abad ke-17 dan menjadi pusat perdagangan bagi warga sekitar maupun dari luar daerah.
Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas asal usul atau sejarah singkat tentang Pasar Cilimus yang terletak di Kabupaten Kuningan ini.
Sejarah Pasar Cilimus
Pasar ini memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan perjalanan waktu dan perubahan sosial di wilayah Kuningan.
Baca Juga:Daftar Promo Nonton Bioskop CGV, XXI, Bulan April 2023Sukses Jadi Raja Baru! 3 Fakta Unik The Super Mario Bros Movie
Menurut catatan sejarah, Pasar Cilimus didirikan pada awal abad ke-17, sekitar tahun 1600-an, pada masa pemerintahan Kesultanan Cirebon. Pada saat itu, pasar ini merupakan salah satu pusat perdagangan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Cilimus dan daerah sekitarnya.
Pada masa kolonial Belanda, Pasar Cilimus menjadi pusat perdagangan yang strategis, terutama karena letaknya yang dekat dengan jalur perdagangan antara Cirebon dan Priangan.
Belanda juga membangun beberapa infrastruktur pendukung untuk mempermudah akses ke pasar ini, seperti pembangunan jalan raya dan jembatan.
Setelah Indonesia merdeka, Pasar Cilimus tetap menjadi pusat perdagangan yang penting bagi warga Kuningan dan sekitarnya. Pasar ini bahkan menjadi saksi perjuangan masyarakat Cilimus dalam melawan penjajahan Belanda, seperti dalam peristiwa “Perang Gerilya Cilimus” pada tahun 1949.
Hingga saat ini, Pasar Cilimus masih menjadi pusat perdagangan yang ramai dan menjadi tempat berkumpulnya para pedagang dan pembeli dari berbagai daerah. Pasar ini juga menjadi salah satu warisan budaya yang penting bagi masyarakat Kuningan dan Indonesia pada umumnya.
Sebagai pasar tradisional, Pasar Cilimus memiliki budaya dan tradisi yang unik, seperti cara berdagang yang masih menggunakan sistem tawar-menawar, serta aneka produk tradisional seperti kain tenun, kerajinan tangan, dan hasil pertanian lokal.
Selain itu, pasar ini juga menjadi tempat untuk merajut hubungan sosial dan budaya antarpedagang dan pembeli, sehingga pasar Cilimus bukan hanya menjadi tempat jual beli, tetapi juga menjadi wadah kebersamaan dan kebersahajaan bagi masyarakat.