Karena ada perbedaan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap menunggu hasil rukyatul hilal dan keputusan sidang isbat.
“Untuk menyikapi adanya perbedaan dalam penetapan awal syawal 1444 H, umat Islam diimbau agar tetap saling menghargai dan menghormati perbedaan tersebut. Karena perbedaan dalam persoalan furu’iyah adalah rahmah,” tandasnya.
Sebelumnya, pakar astronomi yang juga Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa perbedaan bukan karena metode hisab atau perhitungan dan rukyat atau pengamatan, tapi karena perbedaan kriteria.
Baca Juga:BREAKING NEWS: Pemerintah Tetapkan Idul Fitri Hari Sabtu 22 April 2023JANGAN RIBUT KALAU BEDA HARI! Muhammadiyah Lebaran 21 April 2023, Pemerintah Putuskan Kamis Sore Ini
Yang dimaksud perbedaan kriteria adalah kriteria wujudul hilal digunakan Muhammadiyah sedangkan kriteria Imkan Rukyat (visibilitas hilal) digunakan oleh NU dan beberapa ormas lainnya.
“Penentuan awal bulan memerlukan kriteria agar bisa disepakati bersama. Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rukyat keliru,” katanya, dikutip dari laman BRIN.
“Hisab tidak bisa menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria. Sehingga kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat,” lanjut Thomas Djamaluddin.
Ia membeberkan, kriteria hilal yang diadopsi adalah kriteria berdasarkan pada dalil hukum agama tentang awal bulan dan hasil kajian astronomis yang sahih.
Kriteria juga harus mengupayakan titik temu pengamal rukyat dan pengamal hisab, untuk menjadi kesepakatan bersama. Termasuk kriteria oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Thomas Djamaluddin lantas menyebutkan bahwa terjadi kesamaan awal Ramadhan 2023. Sementara terkait Idul Fitri, Thomas Djamaluddin mengatakan adanya perbedaan.
Hal ini (perbedaan tanggal Idul Fitri 2023) terjadi karena pada saat maghrib 20 April 2023, di Indonesia posisi bulan belum memenuhi kriteria baru MABIMS, yaitu tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat [3-6,4] (wilayah arsir hijau pada gambar atas). Dengan demikian, puasa ramadhan 2023 digenapkan 30 hari. (*)