MAJALENGKA, RADARCIREBON.ID – Selama bulan puasa hingga libur lebaran tahun 2023, Festival Pasar Wakare tidak dibuka untuk sementara waktu. Pasar yang bermula sejak tahun lalu ini pada momen tertentu seperti puasa dan lebaran yang baru saja usai ini akan berhenti beroperasi terlebih dahulu.
Kabarnya, Festival Pasar Wakare yang rutin berlangsung di minggu pagi hari ini direncanakan akan bergulir kembali setelah libur lebaran usai. Sepekan berlalu hiruk pikuk lebaran dengan berbagai aktivitas seperti arus balik mudik dan libur lebaran. Kini setiap orang sudah mulai kembali kepada aktivitas dan rutinitasnya masing-masing, tak terkecuali dengan Pasar Wakare yang akan beraktivitas kembali untuk mengisi waktu akhir pekan.
Aktivitas Pasar Wakare yang menjajakan makanan ala zaman dahulu alias jadul ini direncanakan akan segera buka dan aktif kembali mulai hari minggu esok.
Baca Juga:SINI AJA Jual Uang Koin 1000, Hubungi No Wa Kolektor Uang Kuno Indonesia Ini Pasti CuanGASKEUN JUAL! Kolektor Uang Kuno Indonesia Ini Berani Bayar Selangit, Hubungi Di Sini!
Dihubungi lewat sambungan telepon, Teh Sifa (24) yang juga merupakan salah satu penjual jajanan di Pasar Wakare tersebut, membenarkan kabar rencana dibukanya kembali Festival Pasar Wakare di Kampung Wates Jatisura Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka itu.
“Iya benar, aktivitas Pasar Wakare di Kampung Wates ini akan segera buka dan aktif kembali mulai Hari Minggu, tanggal 07 Mei 2023.” paparnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, ia juga menegaskan bahwa aktivitas di Pasar Wakare ini akan berlangsung pada minggu pagi hari dari mulai jam 8 hingga selesai.
“Untuk aktivitas di pasar ini sendiri akan berlangsung mulai dari jam 8 pagi hingga selesai,” tegasnya.
Sebagai salah satu festival kuliner di Majalengka ini, Pasar Wakare memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri di antara festival kuliner lainnya. Pasalnya, berbagai jajanan yang dijajakan di tempat ini sangatlah unik karena menyediakan jajanan tradisional yang sudah jarang ditemui di pasaran luas.
“Kalau di sini, jajanan yang dijajakan oleh para pedagang yang tidak lain merupakan warga setempat ini lebih identik dengan jajanan jadul (zaman dahulu) seperti sorabi, minuman rempah-rempah dan lain-lain.” pungkasnya.