RADARCIREBON.ID- Ditengah gempuran tekhnologi dan bisnis modern dengan produk yang kekinian. Mau tidak mau, barang lama alias Jadul tergeser karena hadirnya barang baru.
Namun siapa sangka, saat ini masih banyak orang yang suka dengan barang jadul, unik, dan antik.
Gulden merupakan mata uang Belanda sejak abad ke-17 hingga 2002 ketika digantikan oleh euro. Antara 1999 dan 2002, gulden secara resmi menjadi “subunit nasional” untuk euro. Tetapi, pembayaran fisik hanya dapat dilakukan dengan gulden, karena tidak ada koin atau uang kertas euro yang tersedia.
Baca Juga:PLN Dorong Pengembangan UMKM dan Pariwisata di Jawa Barat Lewat Program TJSLPompa Semangat Personel, Dirut PLN Spontan Datangi Pos Siaga Kelistrikan di Lokasi-lokasi Penting KTT ASEAN
Selain uang kuno, sering para kolektor juga mencari barang antik. Tak hanya disukai oleh orang tua, nampaknya banyak anak muda yang hobi mengoleksi barang antik.
Hal ini juga mendorong lahirnya banyak cafe atau restoran yang menerapkan konsep retro untuk interiornya.
Tak ketinggalan, beberapa barang antik juga dijadikan hiasan. Uniknya, banyak orang yang tertarik dengan konsep tersebut.
Nah, sebelum mengetahui cara jual barang antik, perlu membedakan apa itu barang antik.
Menurut Farmantiques, barang antik adalah barang yang harus berusia minimal 100 tahun. Artinya, pada tanggal postingan ini, barang antik dibuat pada atau sebelum Maret 1922.
Aturan 100 tahun atau lebih tua berlaku untuk semua jenis barang, tak peduli barang tersebut terbuat dari apa.
Berdasarkan pantauan radarcirebon.id. Ada puluhan grup marketplace (tempat jual beli) Facebook yang menjajakan uang kuno dan barang antik.