RADARCIREBON.ID INGGRIS – Menurut Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrey Kelin, perang Rusia-Ukraina akan segera berakhir dan damai akan tercapai. Namun, Kelin menjelaskan bahwa perdamaian ini tidak akan dicapai tanpa syarat.
Dalam wawancara dengan BBC pada 28 Mei, Andrey Kelin mengungkapkan bahwa syaratnya adalah tidak ada lagi ancaman dari Ukraina terhadap Rusia dan perlakuan yang sama terhadap warga Rusia yang tinggal di Ukraina.
Menurut Kelin, perlakuan warga keturunan Prancis di Belgia atau Italia dan Jerman di Swiss adalah contoh yang baik, yang semuanya diperlakukan sama di negaranya masing-masing. Kelin menyebut bahwa nasionalisme ekstrem yang terjadi di Ukraina dalam beberapa tahun terakhir, adalah hal yang melanggar Deklarasi Hak Asasi Manusia.
Baca Juga:Berburu 5 Jenis Oleh-oleh Khas Turki yang Unik, Yuk Harus Intip Lebih Dekat!Hobi Tawuran Harus Tersalurkan, Pertina Kabupaten Kuningan Rekrut 31 Pelajar untuk Menjadi Petinju
Saat ini, Rusia berusaha membebaskan Donbass dari pendudukan dan Kelin menjelaskan bahwa militer Rusia saat ini mencoba mengatasi situasi ini. Kelin mengatakan bahwa ide untuk mendinginkan konflik secara umum tidak akan menciptakan kerangka perdamaian yang stabil dan berkelanjutan di Eropa. Namun, dia menyebutkan bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik di Ukraina, meskipun dia berpikir bahwa eskalasi konflik ini berisiko meluas dengan pasokan senjata kepada Ukraina.
Kelin juga mengungkapkan kesulitan untuk mencapai perdamaian karena adanya larangan Presiden Ukraina untuk bernegosiasi dengan Rusia. “Kita bisa berdamai esok, jika pihak Ukraina siap bernegosiasi, tapi saya khawatir saat ini tidak ada prasyarat untuk itu, karena Presiden Ukraina mengharamkan negosiasi apa pun,” kata dia.
Penyelesaian konflik Rusia-Ukraina memang terus menjadi perhatian internasional selama bertahun-tahun. Konflik ini berawal dari kekhawatiran Rusia terhadap angkatan laut Ukraina, kemudian meluas menjadi bentrokan militer yang menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan ekonomi di Ukraina. Rusia juga terkena dampak dari sanksi internasional atas keputusannya yang mengejutkan pada tahun 2014 untuk menduduki Krimea. Berbagai upaya untuk mendinginkan konflik sudah dilakukan dengan sejumlah perjanjian damai, tetapi belum ada yang berhasil memberikan hasil yang signifikan.