CIREBON, RADARCIREBONID- Permainan tradisional jawa barat. Indonesia memiliki keragaman budaya, salah satunya permainan tradisional. Berbagai daerah termasuk Jawa Barat punya ciri khas tersendiri dan beberapa permainan dinilai mengandung unsur kebaikan, edukatif, serta filosofis.
Permainan tradisional juga mengajarkan anak-anak untuk memiliki jiwa sportivitas dan persaudaraan. Untuk itu, perlu kesadaran bersama agar terus melestarikan permainan tradisional supaya tidak hilang akibat perkembangan teknologi.
Dari sekian banyak permainan tradisional Jawa Barat, berikut tujuh di antaranya yang perlu kalian kenal:
Baca Juga:LIHAT! Ada lebih dari 5 Inilah Penyebab Jerawat di Rahang dan Leher!BISA BELI ROYAL ENFIELD! Uang Rp 1.000 Kelapa Sawit Masih Banyak Dicari
- Sorodot gaplok
Permainan ini berasal dari dua kata yaitu Sorodot yang berarti ‘meluncur’ dan Gaplok yang berarti ‘tamparan’. Teknisnya, permainan ini hanya meluncurkan dari satu batu ke batu yang lainnya.
Sorodot gaplok dapat dimainkan oleh 4 orang atau lebih. Aturan bermainnya pun cukup sederhana. Pertama, masing-masing peserta memegang satu buah batu dan membuat tiga buah garis. Kemudian para pemain giliran pertama berada di garis mulai untuk melemparkan batu menuju sasaran, dimana batu kelompok lawan menjadi targetnya.
Jika lemparan batu tersebut mengenai batu lawan, maka pemain langsung beralih ke garis tengah.
Di garis tersebut pemain harus meletakkan batu miliknya di atas punggung kaki, lalu kembali mengarahkan batu ke lawan yang sama, namun dengan syarat tidak boleh melangkahkan kaki lebih dari dua kali. Jika setiap pemain dari satu kelompok berhasil melalui semua garis, maka kelompok tersebut berhak menjadi pemenang.
Permaiann ini dinilai dapat melatih jiwa kepemimpinan serta kerja sama tim. Selain itu permainan sorodot gaplok juga bisa meningkatkan konsentrasi dari masing-masing pemainnya.
- Adu muncang
Permainan adu muncang atau adu kemiri merupakan salah satu permainan tradisional yang sempat meredup terkisis zaman. Tapi menurut laporan Detik.com, permainan adu muncang mulai eksis kembali khususnya di wilayah Tasikmalaya.
Dalam praktiknya, permainan ini dilakukan dengan cara menyusun dua buah muncang secara vertikal. Di atasnya disimpan bambu yang kanan kirinya dipegang oleh dua pemain sehingga posisi muncang terjepit.