RADARCIREBON.ID – Pemimpin kelompok paramiliter Wagner Yevgeny Prigozhin membantah tuduhan pengkhianatan yang dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin. Prigozhin menyatakan hal itu melalui sebuah video di aplikasi Telegram pada hari Sabtu (24/6/2023).
“Mengenai pengkhianatan terhadap ibu pertiwi, Presiden (Putin) salah besar. Kami adalah patriot tanah air kami,” ujar Prigozhin.
Prigozhin menegaskan bahwa seluruh anggota kelompoknya adalah pejuang dan bahwa mereka adalah patriot tanah air mereka. Dia juga menegaskan bahwa tidak akan ada anggota kelompok yang menyerahkan diri atas permintaan Presiden, Dinas Keamanan Federal, atau siapa pun.
Baca Juga:201 Kepala Desa dan Aparat Kecamatan Ikuti Penyuluhan Hukum di Kabupaten KuninganSIAP MENANG Kafilah Kabupaten Kuningan Ikuti Pentas PAI Tingkat Jawa Barat 2023 di Pelabuhan Ratu
Lebih jauh, Prigozhin menyatakan bahwa kelompoknya tidak akan menyerahkan diri karena mereka ingin mencegah negara terus hidup dalam korupsi, penipuan, dan birokrasi. Ia memberikan contoh ketika kelompoknya bertempur di Afrika, mereka diberitahu bahwa mereka membutuhkan Afrika dan ketika mereka bertempur di Ukraina, mereka pergi dan berjuang tanpa ragu-ragu. Namun, ternyata amunisi, senjata, dan semua uang yang disimpan di dalamnya dicuri dan pejabat menyimpannya untuk diri mereka sendiri.
“Saat kami bertempur di Afrika, kami diberi tahu bahwa kami membutuhkan Afrika. Saat kami diberi tahu bahwa kami sedang berperang dengan Ukraina, kami pergi dan berperang. Tetapi ternyata amunisi, senjata, semua uang yang disimpan di dalamnya juga dicuri, dan pejabat menyimpannya untuk diri mereka sendiri,” ujar Prigozhin.
Prigozhin menuduh bahwa militer Rusia sengaja menyerang wilayah yang dihuni oleh warga sipil karena mereka tidak dapat mencapai target yang diinginkan dan menyerang di mana saja. Dia juga mempertanyakan loyalitas militer dalam hal ini. Menurutnya, mereka yang menentang kelompoknya adalah mereka yang berkumpul di sekitar orang-orang rendahan.
Sebelumnya, saat menyampaikan pidato nasional pada hari Sabtu, Putin menuduh Prigozhin melakukan pengkhianatan setelah pasukan kelompok paramiliter melintasi perbatasan dari wilayah Ukraina yang dikuasai ke Rusia, memasuki Kota Rostov-on-Don.