Ada mainan untuk anak usia 3 tahun ke atas, yang khusus melatih motorik halus, seperti mainan ronce, manik-manik, balok, gunting anak, kertas lipat, dll. Biasanya di setiap box mainan ada keterangan usia penggunanya.
Anak-anak modern cenderung dimanjakan dengan kemudahan mendapatkan mainan, tinggal beli, tidak berpikir lagi bagaimana menciptakan mainan. Sehingga ketika mainan itu rusak, anak tinggal minta dibelikan lagi.
Seiring perkembangan zaman, permainan menjadi lebih kompleks, lebih kompetitif dan menantang. Namun pada beberapa jenis permainan modern, seperti playstation, wii, game online, esensi bermainnya hilang, alih-alih malah meningkatkan agresifitas pada anak.
Baca Juga:Bahaya! Ini Resiko Bermain Layang-Layang Dekat Jaringan ListrikJelang Idul Adha, PLN UP3 Cirebon Jaga Keandalan Listrik
Dikatakannya, setiap orang tua perlu mengetahui cara memilih mainan anak sesuai usia. Tak sekadar untuk mengisi waktu bermainnya, mainan yang diberikan kepada anak juga bisa menjadi sarana untuk mendukung tumbuh kembang serta mengasah kreativitas, keterampilan, dan kecerdasannya.
“Ini penting sekali agar orangtua bisa memilih permainan anak yang aman, dan dapat mengasah ketrampilan. Selain itu juga, kita yang memiliki balita atau toodler (anak usia dini) semestinya ikut mendampingi, dan mengawasi saat anak bermain,”katanya.(*).