RADARCIREBON.ID- Bagaimana awal mula BRT Cirebon mengaspal di jalanan Kota Cirebon? BRT atau bus rapid transit ini merupakan hibah dari Kemenhub melalui Pemprov Jawa Barat.
Dalam catatan Radar Cirebon, hibah BRT Cirebon ini dimulai 2018. Beberapa daerah di Jawa Barat menerima program ini, termasuk Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon.
Kabupaten Cirebon sendiri pada akhirnya mengembalikan bus-bus hibah itu karena mempertimbangkan biaya operasional yang sangat mahal dan kajian yang belum komprehensif.
Baca Juga:DIPERCAYA SEJAK LAMA! Ternyata Ini 2 Cara Alami Atasi Uban, Siapkan Bahan Jahe dan Madu, Dijamin Rambut Berkilau Lagi, Petunjuk Pemakaian di SiniUpaya Bapenda Jabar melalui Digitalisasi Pajak Berhasil Tingkatkan Pendapatan Daerah
Sementara Kota Cirebon atau Pemkot Cirebon, tetap menerima hibah bus-bus itu. Total sampai saat ini ada 10 unit bus yang diterima Pemkot Cirebon.
Kehadiran BRT ini diyakini akan membuat Kota Cirebon menjadi kota yang semakin maju karena adanya angkutan umum massal seperti bus.
Sayangnya, tak sesuai ekspektasi. Misalnya, hibah dimulai sejak 2018, tapi BRT baru mulai beroperasi pada 21 April 2021. Dan, dua tahun berjalan, opersional BRT dengan rute Koridor 1 menunjukkan hasil yang sangat jauh dari harapan.
Tarif BRT Koridor 2 ini adalah untuk pelajar Rp3.500 dan untuk penumpang umum Rp5.000. Nominal itu sudah disubsidi pemkot.
Waktu tempuh Koridor ini keseluruhannya 120 menit dengan jarak tempuh 30 kilometer. Jumlah titik halte 52 buah. Untuk waktu menunggu dari satu kendaraan ke kendaraan berikutnya selama 40-45 menit dengan terminal utama di Terminal Harjamukti.
Sarana dan prasarana untuk jalur Koridor 2 tengah dilengkapi. Rambu bus stop telah dipasang di setiap jalan yang akan dilalui. Pemkot Cirebon telah mengantongi semua izin yang berkaitan dengan operasional BRT di Koridor 2 ini.