Tak berhenti sampai di situ, antiinflamasi yang ada dalam daun kelor pun mampu meredakan peradangan. Artinya, radang sendi bisa Anda hindari.
Kandungan-kandungan dalam daun kelor efektif mencegah penyempitan bronkus.
Selain itu, rutin memanfaatkan daun kelor juga bisa meningkatkan fungsi paru-paru dan sistem pernapasan secara keseluruhan.
Efek samping daun kelor
Manfaat daun kelor untuk kesehatan memang banyak. Namun ada efek samping daun kelor yang harus diwaspadai.
Baca Juga:Rahasia Tumbuhan Cepat Tumbuh, Petani Wajib Tahu: Daun Kelor Bisa Dijadikan Pupuk Organik, Tanaman Dapat tumbuh 25 Persen Lebih Cepat dan Hasil Panen Meningkat 35 Persen Lebih banyak, Simak Begini Caranya!Kabar gembirakah buat Mahasiswa? Pernyataan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim Soal Mahasiswa Tak Lagi Wajib Skripsi, Tesis atau Disestasi.
Dilansir dari Kompas, berikut efek samping daun kelor yang harus diwaspadai:
1. Kelebihan zat besi
Efek samping daun kelor yang pertama adalah kelebihan zat besi. Menurut Phytotherapy Research, asupan daun kelor berlebihan dapat mengakibatkan peningkatan zat besi dalam darah.
Kondisi tersebut dalam jangka panjang berpotensi memicu hemokromatosis, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada organ tertentu.
Misalnya, pada jantung, kondisi ini dapat menyebabkan aritmia alias detak jantung lebih cepat maupun gagal jantung.
Sementara di hati, hemokromatosis berpotensi menyebabkan fibrosis, sirosis, serta kanker hati.
2. Gangguan pencernaan
Efek samping daun kelor yang kedua adalah gangguan pencernaan. Terlalu banyak mengonsumsi daun kelor juga menimbulkan efek samping berupa gangguan pencernaan.
Dilansir dari laman Healthifyme, daun kelor mengandung sifat pencahar yang dapat menyebabkan sakit perut, peningkatan gas dalam pencernaan, hingga diare.
Baca Juga:3 Resep Sayur Daun Kelor yang Segar dan Mudah DibuatTak Disangka! 6 Manfaat Daun Kelor Untuk Kesehatan Wajah
Bahkan, lantaran rasa yang hambar dan cenderung pahit, seseorang dapat langsung muntah jika tidak menyukainya.
Bahan kimia tertentu pada tanaman ini dapat menyebabkan kontraksi rahim pada wanita hamil, serta meningkatkan risiko keguguran.