RADARCIREBON.ID – Biasanya Ibu hamil saat hamil membutuhkan kenyamanan untuk melihat anak yang di kandungnya terasa sehat dan nyaman untuk kulit di kandungannya. Penggunaan body lotion untuk ibu hamil dan menyusui merupakan langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan kulit selama kehamilan. Namun, pastikan untuk mencari kandungan zat yang aman dan tidak membahayakan janin.
Selama menjalami masa kehamilan, tentu mengalami beragam perubahan pada tubuh, termasuk kondisi kulit.  Seiring dengan perubahan yang dialami selama kehamilan, perubahan hormon pun ikut memengaruhi kulit. Untuk itulah, perlu perawatan tubuh dengan menggunakan lotion untuk ibu hamil yang aman di gunakan.
Saat hamil, banyak perempuan yang akan mengalami beragam perubahan pada tubuhnya, termasuk perubahan pada kondisi kulit. Selain peregangan kulit yang bisa berujung pada timbulnya stretch mark, beberapa masalah kulit seperti kulit yang lebih kering dan hiperpigmentasi seringkali terjadi pada ibu hamil.
Baca Juga:Resep Puding Sedot (Pudot) Di Jamin Enak Dan Laris Untuk JualanCara Buat Wedang Sekoteng Minuman Hangat Pas Di Minum Saat Suasana Dingin
Oleh karena itu, Mama juga perlu memberikan perawatan ekstra untuk kulit, salah satunya dengan menggunakan body lotion. Menurut para dokter kulit, segala sesuatu yang ibu hamil makan atau aplikasikan pada kulit dapat memengaruhi tidak hanya pada tubuh Mama, tetapi juga perkembangan janin dalam kandungan.
- Zinc oxide dan titanium dioxide
- Vitamin C
- Niacinamide
- Gliserin
- Hyaluronic acid
- Vitamin E
kandungan zat pada produk perawatan kulit tubuh yang sebaiknya dihindari adalah sebagai berikut.
- Turunan vitamin A, seperti retinoid, tretinoin, dan isotretinoin. Kandungan zat ini dapat meningkatkan risiko bayi lahir cacat.
- Hydroquinone, karena lebih banyak terserap oleh tubuh dibanding zat lainnya.
- Phthalates, dapat mengganggu sistem endokrin tubuh.
- Oxybenzone, berpotensi mengganggu sistem hormon dan berpotensi menimbulkan masalah permanen pada ibu dan janin.
- Asam salisilat dosis tinggi, penggunaan yang dianjurkan hanya 2% atau lebih rendah.