Maka, ia berharap semua stakeholder, gubernur, dinas pariwisata, hotel, dan travel untuk mendukung kegiatan penerbangan di Kertajati.
“Saya lihat dari makro ke mikro bahwa Jabar tempat yang indah sehingga menjadi potensi. Sehingga potensi perjalanan keluar tinggi. Kalau ke Jakarta perjalanan 4 sampai 5 jam, ke Kertajati cuma 1 jam. Maka pilih dari Kertajati,” katanya.
“Jadi ini ada optimisme. Apalagi kalau kita ngomong umrah dan haji. Tahun lalu dari sini, tapi butuh komitmen bersama, terutama biro travel,” ujar Budi Karya Sumadi.
Baca Juga:Kertajati, Bandara Terbesar Kedua yang Kini Hidup Lagi, Bisa Terbang ke Mana Saja?Ke Bandara Kertajati dengan Akses Cepat Didukung Tol Cisumdawu, Ini Pilihan Armadanya
Menhub mengatakan, salah satu alasan pemindahan dari Bandara Husein ke Bandara Kertajati karena di Husen landasannya pendek dan ada cekungan. Dari segi safety, ia mengatakan Bandara Husen bermasalah ditambah lagi populasinya sudah banyak.
“Kita butuh landasan yang panjangnya seperti Bandara Kertajati yang ukurannya 3.000 meter, ini memadai. Di Husein cuma 2.200,” ujarnya.
“Landasan yang panjang ini (di Bandara Kertajati, red) supaya pesawat besar bisa mendarat. Dari Jabar bisa langsung ke Arab, Eropa, Amerika, dan lainnya. Tentu ini akan meningkatkan trafik ke Jabar dan teman-teman bisa dari sini,” ucapnya.
Kini, dengan sudah beroperasi secara normal, maka masyarakat bisa menggunakan Bandara Kertajati untuk tujuan 7 rute penerbangan domestic, salah satunya Kertajati ke Bali. (*)