RADARCIREBON.ID- Biaya study tour SMA di Kota Cirebon bisa Rp2,8 juta per siswa. Tapi selama ini biro perjalanan lokal hanya jadi penonton. Hal ini mendorong Forlista atau Forum Lintas Asosiasi Travel Ciayumajakuning angkat suara.
Study tour menjadi salah satu program dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang digelar oleh SMA. Kegiatan ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pegalaman serta membiasakan siswa belajar secara langsung mengenal tempat-tempat bersejarah dan budaya setempat. Namun sayangnya, study tour yang diadakan SMA di Kota Cirebon justru tak dikelola biro perjalanan lokal.
Ketua GAPITT Ciayumajakuning Budi Ariestya berharap kegiatan study tour SMA ini bisa dikelola oleh biro perjalanan lokal untuk memberdayakan kearifan lokal yang ada di Kota Cirebon. Apalagi biro perjalanan wisata atau travel agent di Kota Cirebon sudah banyak yang memenuhi syarat dan bersertifikat.
Baca Juga:Alun-alun Pataraksa Beres, Tinggal Diresmikan SajaMasuk November 2023, BLT El Nino Rp400 Ribu Mulai Digulirkan, Simak Syarat yang Dibawa saat Pencairan
“Sudah banyak yang mengiktui sertifikasi. Mereka sudah punya sertifikat layak untuk mendirikan biro perjalanan. Jangan sampai kegiatan study tour seperti ini justru tidak berpihak pada biro lokal,” ungkapnya, kemarin.
Budi juga menyoroti kebijakan pemerintah saat ini yang sudah memberlakukan otonomi daerah. Di mana seharusnya biro perjalanan lokal dipilih untuk diberdayakan di wilayah Kota Cirebon.
Budi mengatakan pihaknya tergabung dalam Forlista atau Forum Lintas Asosiasi Travel. Selain GAPITT atau Gabungan Pengusaha Industri Tour & Travel Ciayumajakuning, juga ada Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPC Cirebon Raya.
Kemudian ada Insan Pariwisata Indonesia Ciayumajakuning, serta Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) DPC Cirebon.
Pihaknya mendorong pemerintah dan dinas terkait untuk bisa saling mengawasi kegiatan yang bisa lebih menitikberatkan pada biro perjalanan yang ada di wilayah Cirebon.
“Hal ini sudah berjalan lebih dari 5 tahun. Kami harap pemerintah dan dinas terkait bisa saling mengawasi dan memberikan kebiajakan untuk memberdayakan biro perjalanan lokal,” ungkap Budi Ariestya.
Sementara Ketua ASPPI DPC Cirebon Raya Abdul Rozak mengungkapkan saat ini Cirebon memiliki lebih dari 100 biro perjalanan wisata.