Masih menurut warga setempat, kawah ini dulunya merupakan tempat pembuangan orang-orang yang tidak diketahui asalnya. Orang-orang tersebut dipercaya mati kelaparan atau dimakan binatang buas.
2. Telapak Kaki Misterius di Batu Nyongclo
Merupakan jejak Raden Angkawijaya. Sedangkan, jejak kaki besar merupakan jejak kaki pamannya, yaitu Catur Lintang.
Menurut legenda, sekitar abad ke-4 M Pangeran Angkawijaya dan pamannya singgah di Batu Nyongclo untuk persiapan selama tiga hari sebelum melanjutkan perjalanan ke bukit meditasi.
Baca Juga:4 Jalur Pendakian Gunung Ciremai yang Paling Mudah dan Disukai Oleh Para Pendaki7 Cara Memanggil dan Melihat Makhluk Halus
Sang Prabu ingin anaknya menjadi ksatria yang baik. Sehingga, sejak berusia empat tahun sang pangeran telah bepergian dengan bantuan pamannya.
Bukit tempat Pangeran Angkawijaya dan pamannya bertapa disebut Bukit Palasari. Bukit ini merupakan kawasan hutan tak jauh dari Batu Nyongclo.
Jejak kaki di batu tersebut merupakan bukti, pangeran dan pamannya telah menyelesaikan pelatihan. Namun anehnya, jejak kaki itu timbul ke atas bukannya tenggelam.
Dua pertapa itu tidak hanya meninggalkan jejak kaki, tetapi juga menanam Hanjuang atau Andong (Cordyline) di sekitar Batu Tapak.
Dalam masyarakat Sunda, tanaman Hanjuang memiliki arti ‘filosofi’ dan menandai batas antara sakti dan tidak sakti.
3. Legenda Pangeran Angkawijaya
Menurut cerita, Nini Pelet dikatakan sebagai tokoh dengan kekuatan gaib. Beliau merupakan tokoh yang memegang kitab “Mantra Asmara” ciptaan seorang tokoh sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa.
isi kajian dalam baku tersebut ilmu “Jaran Goyang” yang mampu mengikat hati lawan jenis. Uniknya, masih dipelajari oleh kebanyakan orang terutama paranormal.
Baca Juga:5 Lautan Terdalam di Dunia7 Kolam Renang Terdalam di Dunia
Kemudian, Ki Buyut Mangun pendiri Ilmu “Jaran Goyang” meninggal dunia dan dimakamkan di Desa Mangun Jaya, Blok Karang Jaya, Indramayu, Jawa Barat.
Orang-orang di sekitar makam percaya, pada tengah malam Jumat kliwon dan Selasa Legi muncul sosok harimau siluman yang diduga sebagai peliharaan Ki Buyut.
4. Suara Gamelan
Pengelola jalur pendakian Apuy, Argamukti, Argapura dan Majalengka, yaitu Abah Indi (60) kerap mendapat laporan dari para pendaki yang menyaksikan kejadian aneh.
Dari pos V, Sanghyang Rangkah sering mendengar suara gamelan yang samar-samar. Tak sedikit pendaki yang kaget dengan suara gamelan tersebut.