RADARCIREBON.ID – Ada yang menarik dari Google Doodle hari ini. Google Doodle menampilkan Kapal Pinisi sebagai desain spesialnya Kamis, (7/12).
Hal ini dilakukan Google dalam rangka merayakan Kapal Pinisi sebagai inspirasi coretan Doodle-nya.
Lantas apa arti perayaan Kapal Pinisi yang menjadi inspirasi tampilan Google Doodle hari ini?
Baca Juga:Tol Nontunai Nirsentuh Mulai Uji Coba, Bagaimana dengan Aplikasi Let it Flo dan Kartu E-Tol? Simak Penjelasannya DisiniPerkiraan Cuaca Kamis 7 Desember 2023, Wilayah Cirebon Potensi Hujan di Siang hingga Malam Hari, Waspada Angin Kencang
Kapal Pinisi Indonesia menjadi warisan budaya dunia UNESCO yang telah ditetapkan di Paris, Prancis.
UNESCO memutuskan bahwa seni pembuatan kapal pinisi dari Sulawesi Selatan terpilih sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural of Humanity).
Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), kapal Pinisi adalah kapal yang menjadi salah satu ciri bagi keragaman budaya Indonesia.
Mengacu pada sejarahnya, Kapal Pinisi sudah ada sejak 1500-an di Indonesia, dan sering digunakan oleh pelaut Konjo, Bugis, dan Mandar asal Sulawesi Selatan untuk mengangkut barang.
Dulunya Kapal Pinisi ini digunakan untuk perdagangan, saat ini banyak kapal pinisi yang digunakan sebagai daya tarik wisata.
Ciri khas tersebut bisa dilihat dari penggunaan 7-8 layar, serta 2 tiang utama pada bagian di depan dan belakang kapal membuat Kapal Pinisi mudah untuk dikenali.
Selain itu, kapal tradisional Indonesia ini juga terbuat dari kayu. Umumnya ada empat jenis kayu yang biasanya digunakan untuk membuat kapal pinisi, yaitu kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati.
Baca Juga:CEK SEKARANG! BLT El Nino Rp400 Ribu Dicairkan Desember, Cek Status Penerima Bansos TerbaruD3 dan S1 Merapat, Pertamina Training & Consulting Buka Lowongan Kerja di Desember, Simak Syarat dan Cara Daftarnya Disini
Di Indonesia, pembuatan kapal pinisi berada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, tepatnya berada di tiga desa, yaitu Desa Tana Beru, Bira, dan Batu Licin.
Masih dilakukan dengan cara tradisional, pembuatan kapal pinisi tidak bisa dilakukan sembarangan.
Proses pembuatan kapal pinisi terbagi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama dimulai dari penentuan hari baik untuk mencari kayu untuk membuat kapal pinisi.
Biasanya, “hari baik” mencari kayu jatuh pada hari ke-5 atau ke-7 pada bulan pembuatan kapal. Pemilihan hari ini melambangkan rezeki yang ada di tangan, dan selalu mendapat rezeki.
Tahap kedua pembuatan kapal pinisi masuk ke proses menebang, mengeringkan, dan memotong kayu.