RADARCIREBON.ID – Suriname di Amerika Selatan merupakan sebuah negara yang bermula dari wilayah kolonial Belanda.
Di awal Abad 19, Belanda menggunakan wilayah ini sebagai penghasil berbagai komoditi pertanian dan perkebunan.
Sementara buruh kontrak di sana, didatangkan dari Afrika. Kemudian digantikan masyarakat dari Pulau Jawa.
Baca Juga:3 Bulan Mengarungi Lautan, Kisah Warga Kuningan Dikirim ke Belanda Lalu ke SurinameCaleg Gagal Dapil SMS Jadi Dalang Pembunuhan Berencana, Cuma Dapat 226 Suara
Sebagian besar dari buruh kontrak tersebut, tidak pulang lagi ke kampung halaman dan hingga kini menjadi 15 persen bagian dari populasi Suriname.
Meski identik dengan masyarakat Jawa yang menggunakan Bahasa Jawa dalam kesehariannya, sebenarnya masyarakat dari Jawa Barat juga menjadi bagian dari penduduk di sana.
Hal itu, diketahui dari sebagian penduduk Kabupaten Kuningan dan wilayah Jawa Barat lainnya yang dikirim ke Suriname.
Sebagian mereka, ternyata tidak kembali ke kampung halaman dengan berbagai alasan. Bahkan ada juga yang tidak jelas keberadaannya.
Dari Kabupaten Kuningan, diketahui ada 30 orang yang tercatat dikirim ke Suriname.
Mereka dikirim lewat Pelabuhan Tanjung Priok dan mengarungi lautan selama 3 bulan untuk menuju Amerika Selatan.
Salah satu pelaku perjalanan tersebut adalah Anta, dari kampung halamannya di Desa Giboeg, Kabupaten Kuningan.
Pemuda yang ketika itu berusia 23 tahun, mengarungi lautan dengan Kapal Samarinda. Mereka sempat singgah di Belanda, lalu melanjutkan perjalanan ke Suriname.
Anta berangkat pada 27 Juli 1925 dan tiba 3 bulan kemudian. Dia bekerja mulai 13, September 1925 sampai dengan 13, September 1930.
Mengutip Buku Kabar Tersiar Dari Lereng Ciremai hingga Bukit Walisongo yang ditulis Tedi Kholiludin, dikisahkan bahwa Anta kemudian menikah dengan wanita dari Semarang.
Pasangan ini kemudian mengasuh 3 anak yakni, Paula Djoemarin, Miskan dan Elly Ngadina.Ketiga anak tersebut adalah anak-anak dari Mbok Nari, perempuan dari Blarak, Purworedjo.
Anta kemudian membesarkan anak-anak dari Mbok Nari itu. Mereka lahir di berbagai negara.Dua anak Nari lahir di Johannesburg, yakni Paula Djoemarin dan Ngaidin, Miskan lahir di Suriname dan Elly Ngadina di Waterland.
Namun, Anta ternyata tidak kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Kuningan. Dia diduga menetap di Suriname.
Kehadiran buruh kontrak dari Pulau Jawa ini, memang mewarnai ragam etnis yang kini menjadi warga di Suriname, Amerika Selatan.