JAKARTA, RADARCIREBON.ID- Isu Presiden Jokowi gabung Golkar masih terus menggelinding.
Dan, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo atau Bamsoet juga turut merespons isu Jokowi gabung Golkar.
Bamsoet memang enggan berspekulasi lebih lanjut menyikapi kabar Presiden Jokowi gabung Golkar.
Baca Juga:BPBD Survei Titik Penyebab Banjir di Cirebon Timur, Begini HasilnyaIni 9 Ketentuan Ramadhan 2024 dari Menteri Agama, Salah Satunya soal Penggunaan Pengeras Suara
“Tanya Pak Jokowi lah,” ucap Bamsoet menjawab awak media, lalu tertawa.
Pernyataan Bamsoet itu disampaikan saat ditemui media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 8 Maret 2024.
Meski enggan berspekulasi, tapi Bamsoet menyambut baik apabila ayah dari cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka itu merapat ke Partai Golkar.
“Kalau Golkar sih terbuka,” kata Bamsoet yang juga Ketua MPR RI tersebut.
Toh, sambung Bamsoet, Golkar bukan partai yang eksklusif, sebagaimana arahan ketum parpol berkelir kuning itu Airlangga Hartarto.
“Sebagaimana posisi ketua umum kami, maka kami sebagai partai terbuka menerima siapa saja,” kata mantan wartawan itu, dikutip dari JPNN.
Isu Presiden Jokowi gabung Golkar sebelumnya juga sudah direspons tokoh senior Golkar Jusuf Kalla atau JK.
Baca Juga:Ada Puluhan, Ini Daftar Sekolah di Cirebon Timur yang Diliburkan karena BanjirBURUAN PESAN! Tiket 24 Kereta Api Tambahan untuk Lebaran 2024 Sudah Dibuka, Lengkap Jadwalnya di Sini
JK mengatakan menyebut parpol bernomor empat pada Pemilu 2024 itu terbuka menyambut siapa pun yang hendak bergabung.
Namun, JK menggarisbawahi ada mekanisme yang perlu dilakukan untuk masuk dalam jajaran pengurus.
Termasuk, ketika seseorang ingin menjadi Ketua Umum Glkar, yakni wajib menjadi kader sekurang-kurangnya lima tahun.
“Namun, kalau untuk jadi pengurus ada aturannya, kalau untuk jadi ketua atau jadi apa, minimum lima tahun harus punya pengurus,” kata JK pada Minggu lalu, 3 Maret 2024.
Suara Golkar Melonjak di Pemilu 2024 Bagian dari Efek Jokowi
Partai Golkar sendiri tidak mengusung kadernya sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2024.
Tetapi, dari hasil quick count berbagai lembaga, suara pohon beringin berada di posisi kedua dan unggul dari Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menilai ada beberapa alasan yang menyebabkan Golkar mampu memperoleh suara maksimal di Pileg 2024.
Pertama, kata Arifki, Golkar memperoleh berkah langsung dari Jokowi yang dinilai publik tidak lagi dekat dengan PDI Perjuangan.