RADARCIREBON.ID- Awal puasa Ramadhan 2024 di Indonesia tidak sama.
PP Muhammadiyah menetapakan awal puasa Ramadhan 2024 jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.
Sementara pemerintah melalui Kemenag, menetapkan awal puasa Ramadhan 2024 jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
Ya, pemerintah pusat melalui mekanisme sidang isbat, telah menetapkan awal puasa Ramadhan 2024 atau 1445 H bertepatan 12 Maret 2024.
Tapi, sebagian umat Islam, ada yang mengawali puasa pada 11 Maret, bahkan ada yang lebih awal lagi atau sebelum 11 Maret 2024.
Baca Juga:Sejak Kapan Ada Sidang Isbat dan Mengapa Dipertahankan sampai Kini? Simak Penjelasan KemenagPenentuan Awal Ramadhan 2024 Para Anggota MABIMS, Termasuk Indonesia, Sudah Dipakai sejak 2021
Nah, terkait dengan perbedaan ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, serta Ketua MUI KH Abdullah Jaidi memberikan pesan.
Ketiganya sama-sama berpesan untuk menghormati perbedaan.
“Ada perbedaan itu lumrah. Tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai toleranai sehingga tercipta suasana kondusif,” pesan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers Hasil Sidang Isbat Awal Ramadan 1445 H di Jakarta, Minggu 10 Maret 2024.
Hal senada disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Jaidi.
Dia bersyukur sudah ada kesepakatan awal puasa Ramadhan 2024 jatuh bertepatan 12 Maret 2024.
Sehubungan ada sebagian umat yang mulai puasa pada 11 Maret, bahkan ada yang sebelum 11 Maret 2024, KH Abdullah Jaidi juga mengajak untuk saling menghormati perbedaan.
“Maka kita harus saling menghormati antara satu dengan yang lain, tidak perlu membesar-besarkan,” tuturnya.
“Mari menjaga persatuan, ukhuwah i?Islamiyah, ukhuwwah insaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Setelah pemilu mari tetap bersatu mengayunkan langkah menuju Indonesia emas,” sambungnya.
Baca Juga:Terbuka Peluang Jokowi Gabung Golkar, Begini Kata BamsoetBPBD Survei Titik Penyebab Banjir di Cirebon Timur, Begini Hasilnya
Sementara Ketua Komisi VIII Ashabul Kahfi menilai sidang isbat sebagai momen penting menentukan bersama awal puasa Ramadhan 2024.
Sidang Isbat juga menjadi momen untuk memperhatikan perbedaan dengan tetap menjaga persatuan.
“Kami menghormati semua pandangan. Kami berharap Sidang Isbat mencapai kesepakatan harmonis dan memberi kepastian umat Islam memulai ibadah puasa,” jelasnya.
Ashabul Kahfi berpesan untuk menghargai keragaman. Hal itu menurutnya menunjukkan kekayaan dan dinamika pemahaman terhadap ilmu falak dan metode hisab.
Ia menegaskan bahwa perbedaan hal wajar dan tidak seharusnya mengurangi persaudaraan.
“Kami menghargai komitmen pemerintah untuk memastikan proses penentuan awal puasa Ramadhan 2024 dilakukan dengan cara yang transparan akuntabel dan ilmiah,” ujarnya.