RADARCIREBON.ID- Penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah dan Kemenag tengah bersitegang. Hal itu gara-gara pengeras suara masjid dan musala selama Ramadhan.
Gus Miftah membandingkan pedoman penggunaan pengeras suara masjid dan musala dengan speaker dangdutan yang tak dilarang, bahkan hingga pukul 01.00 dini hari.
Kemenag pun menyebut Gus Miftah asbun atau asal bunyi dan gagal paham. Lalu, Gus Miftah mengatakan Kemenag baper.
Baca Juga:Awal Puasa Ramadhan 2024 Bahkan Ada yang sebelum 11 Maret, Kamu yang Mana?Sejak Kapan Ada Sidang Isbat dan Mengapa Dipertahankan sampai Kini? Simak Penjelasan Kemenag
Perlu diketahui, persetetuan ini berawal dari ceramah Gus Miftah di Bangsri, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa hari lalu.
Gus Miftah membandingkan imbauan penggunaan pengeras suara masjid dan musala dengan dangdutan yang menurutnya tidak dilarang bahkan hingga jam 01.00 WIB.
Potongan video ceramah Gus Miftah itu juga diunggah di sejumlah media sosial.
Kemenag langsung bereaksi, menyebut Gus Miftah asal bunyi atau asbun dan gagal paham.
“Gus Miftah tampak asbun dan gagal paham terhadap surat edaran tentang pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala,” tegas Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie di Jakarta pada Senin 11 Maret 2024.
“Karena asbun dan tidak paham, apa yang disampaikan juga serampangan, tidak tepat,” sambung Anna Hasbie.
Sebagai penceramah, masih kata Ana Hasbie, biar tidak asbun dan provokatif, baiknya Gus Miftah pahami dulu edarannya.
Baca Juga:Penentuan Awal Ramadhan 2024 Para Anggota MABIMS, Termasuk Indonesia, Sudah Dipakai sejak 2021Terbuka Peluang Jokowi Gabung Golkar, Begini Kata Bamsoet
“Kalau gak paham juga, bisa nanya agar mendapat penjelasan yang tepat. Apalagi membandingkannya dengan dangdutan, itu jelas tidak tepat dan salah kaprah,” sambung Anna Hasbie, dikutip dari laman resmi Kemenag.
Menurut Anna Hasbie, Kementerian Agama pada 18 Februari 2022 menerbitkan Surat Edaran Nomor SE. 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.
Edaran ini bertujuan mewujudkan ketenteraman, ketertiban, dan kenyamanan bersama dalam syiar di tengah masyarakat yang beragam, baik agama, keyakinan, latar belakang, dan lainnya.
Edaran ini mengatur tentang penggunaan pengeras suara dalam dan pengeras suara luar.
Salah satu poin edaran tersebut mengatur agar penggunaan pengeras suara di bulan Ramadhan, baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadhan, dan tadarrus Alquran menggunakan Pengeras Suara Dalam.