CIREBON, RADARCIREBON.ID – Pasangan suami istri (pasutri), Yayat dan Saomah sedang dilanda kesulitan. Pasalnya, bayi kembar siam yang dilahirkannya memerlukan biaya tidak sedikit untuk biaya perawatannya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Sejak tanggal 4 Mei 2024, bayi kembar itu dirujuk ke RSHS Bandung oleh RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan.
Bayi kembar siam dengan kondisi perut dempet lahir di RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan belum lama ini. Namun karena keterbatasan alat, bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan tersebut kini telah dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk menjalani operasi pemisahan.
Pasutri Yayat dan Saoman tercatat sebagai warga RT 01 RW 06 Blok Pon, Desa Ciawigajah, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon. Yayat sehari-hari bekerja sebagai pengojek di desanya, sedangkan istrinya membuka warung kecil-kecilan di rumahnya. Bayi kembar anak pasutri itu adalah anak keduanya, sedangkan anak pertamanya sudah berusia 3 tahun.
Baca Juga:Rumah Sakit Tanpa Kelas Mega Gotong Royong Kini Sepi dan Nyaris Tak Berfungsi XL Axiata Kembali Raih Penghargaan Bergengsi
Kakak kandung Saomah, Mas’an didampingi adik iparnya, Dedi Mulyadi menerangkan, tanggal 3 Mei 2024, adiknya merasakan mulas di perut karena usia kandungannya sudah mencapai 9 bulan. Oleh keluarganya, Saoman dibawa ke Puskesmas Beber, Kabupaten Cirebon.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan menunggu prosesi pembukaan kelahiran, Saomah disarankan untuk dirawat di puskesmas. Namun pagi harinya atau tanggal 4 Mei, Saoman dirujuk ke RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan. Tiba di rumah sakit milik Pemkab Kuningan itu, Saomah langsung mendapat penanganan tim dokter kandungan.
“Karena proses kelahiran normal tidak bisa berjalan lancar, dokter akhirnya mengambil langkah melakukan operasi caesar untuk menyelamatkan nyawa bayi dan ibunya. Operasi caesar berlangsung sukses, dua bayi berjenis kelamin perempuan dengan berat badan total 4,3 kilogram berhasil dilahirkan. Namun bayi kembar itu dalam kondisi perut dempet,” kata Mas’an diamini Dedi Mulyadi kepada Radar Cirebon, Senin (17/6).
Dedi menambahkan, kakak iparnya tahu hamil bayi kembar setelah menjalani USG ketika kehamilannya berjalan 9 bulan. Namun keluarga tidak menyangka jika bayi kembar itu dempet di bagian perut. Sebab kondisi bayi kembar dempet tidak terdeteksi ketika proses USG.