Orang Tua Siswa Keluhkan Harga Seragam dari Pihak Sekolah yang Lebih Mahal dari Pasaran

Orang tua siswa keluhkan harga PSAS dari panitia pengadaan PSAS di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Cirebon,
Orang tua siswa keluhkan harga PSAS dari panitia pengadaan PSAS di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Cirebon, kemarin.
0 Komentar

CIREBON, RADARCIREBON.ID – Jelang anak masuk sekolah, orang tua terlihat sibuk di sejumlah toko seragam atau perlengkapan sekolah untuk membeli pakaian seragam anak sekolah atau PSAS. 

Meskipun masih diperkenankan mengenakan seragam lama atau saat masih SD, para orang tua akhirnya harus membeli seragam secara mandiri meskipun beberapa hari sebelumnya harus membayar uang yang tidak sedikit ke pihak panitia pengadaan PSAS.

“Kemarin sudah bayar, walaupun tidak ada terpaksa pinjam-pinjam untuk bayar ke sekolah, kalau bagi saya tidak murah. Kan, per siswa itu di atas 1 juta rupiah untuk beli seragam dan perlengkapan yang tidak dijual di pasar,” jelas seorang wali murid, yang meminta namanya tidak dikorankan.

Baca Juga:3 Minggu, Harga Tomat di Pasar Jagasatru Turun Terus, Harga Cabai StabilKerjasama XL Axiata – Apple Hadirkan Paket Bundling myPRIO DEAL iPhone, Dapatkan Bonus Kuota Dua Kali Lipat Hi

Diakuinya, harga yang tertera untuk pembelian PSAS memang di atas harga pasar. Iapun tidak mengerti karena harusnya jika memesan dengan jumlah banyak maka harga yang didapat harusnya jauh lebih murah.

“Harganya kalau kata saya jauh lebih mahal ketimbang harga di pasaran, padahal belinya kan banyak, satu angkatan, harusnya lebih murah,” tukasnya.

Ia mencontohkan hanya untuk harga rompi saja dijual oleh panitia pengadaan PSAS dengan harga Rp150 ribu, lalu kaos atau seragam olahraga seharga Rp200 ribu, dasi siswa sebesar Rp30 ribu, kaos kaki Rp25 ribu. 

Dan item itu, yang paling mahal adalah kegiatan kemah bersama sebesar Rp300 ribu per siswa.

“Kita lihat saja kualitasnya nanti seperti apa barangnya. Kalau yang tidak ada kaitan dengan proses belajar mending ditiadakan saja, ini per anak Rp300 ribu kan mahal, kenapa tidak yang biasa-biasa saja,” ungkapnya. (dri)

 

 

 

0 Komentar