RADARCIREBON.ID – Makanan Tempe umumnya adalah makanan sehat penuh dengan kaya Gizi dan kesehatan. Rasa yang gurih, kandungan gizi yang tinggi, serta mudah didapat membuat seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati makanan yang didaftarkan menjadi warisan dunia UNESCO ini.
Tempe bongkrek, makanan tradisional yang sering dijumpai di beberapa daerah di Indonesia, memang memiliki cita rasa yang menggugah selera. Namun, di balik kelezatannya, ada potensi bahaya yang mengintai. Makanan ini dibuat dari bahan dasar tempe yang dicampur dengan bumbu-bumbu tertentu, tetapi jika tidak diproduksi dengan baik, bisa mengandung zat berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan.
tempe yang diolah dengan cara digoreng atau dibakar. Biasanya, makanan ini disajikan dengan sambal atau bumbu khusus yang menambah kenikmatan. Empe bongkrek sangat populer di kalangan masyarakat, terutama sebagai makanan pendamping nasi.
Baca Juga:Apa Definsi Tentang Kata "Guys" Yang Di Gunakan Anak Muda Sekarang Di Sosial MediaCara Mempercepat Kinerja Antivirus Dan Meningkatkan Performa PC Agar Stabil Saat Di Gunakan
Tapi ada makanan yang terbuat dari tempe bisa beracun, makanan yang terbuat dari campuran kedelai, ampas tahu dan ampas kelapa. Makanan ini kerap mencelakai pemakannya jika tidak diolah dengan benar. Wabah keracunan tempe bongkrek pertama kali dicatat oleh otoritas Belanda pada 1895. Kemudian pada 1902, ilmuwan Belanda bernama Adolf G. Vorderman melakukan penelitian terkait tempe bongkrek.
Ketika Hindia Belanda dilanda depresi ekonomi, tercatat antara tahun 1931-1935 kerap terjadi keracunan masal karena penduduk kerap membuat tempe bongkrek sendiri daripada membeli dari pembuat tempe berpengalaman.
Keracunan masal juga pernah terjadi di Kebumen di tahun 1935. Dalam sebuah berita oleh De Sumatra Post (15-03-1935) dengan judul, Bongkrek-vergiftiging: Tachtig Dooden in Het Keboemensche (Keracunan Bongkrek: Delapan Puluh Orang Tewas di Kebumen) dilaporkan kasus keracunan tempe Bongkrek yang menewaskan 80 orang di Kebumen.
terdapat kandungan bahwa satu miligram asam bongkrek bisa berakibat fatal. Racun tersebut juga secara langsung merusak mitokondria yang bertanggung jawab untuk produksi energi dalam sel manusia, sehingga memengaruhi respirasi sel. Gejala yang menyerupai gastroenteritis akut, seperti mual, muntah, dan diare akan timbul setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi asam bongkrek, dengan kemungkinan kegagalan banyak organ dalam satu hari dan angka kematian melebihi 40 persen.