RADARCIREBON.ID – Di masa sekarang pertumbuhannya anak juga membutuhkan asupan nutrisi tambahan, misalnya susu. Susu merupakan minuman bergizi tinggi karena kaya akan berbagai kandungan seperti protein, lemak, karbohidrat dan mineral yang lengkap dan seimbang. Jadi, memberikan anak susu adalah hal yang baik karena dapat menunjang masa pertumbuhannya.
Anak usia 0-24 bulan merupakan masa kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, karena di masa inilah periode tumbuh kembang anak yang paling optimal baik untuk intelegensi maupun fisiknya. Periode ini dapat terwujud apabila anak mendapatkan asupan gizi sesuai dengan kebutuhannya secara optimal.
Susu kental manis (SKM) adalah susu yang dibuat dengan melalui proses evaporasi atau penguapan dan umumnya memiliki kandungan protein yang rendah. Selain diuapkan, susu kental manis juga diberikan added sugar (gula tambahan). Hal ini menyebabkan susu kental manis memiliki kadar protein rendah dan kadar gula yang tinggi. Kadar gula tambahan pada makanan untuk anak yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015 adalah kurang dari 10% total kebutuhan kalori.
Baca Juga:Alasan Kenapa Sikap Orang Tua Yang Bisa Menimbulkan Kecerdasan Anak Menurun Ini PenjelasannyaCiri – Ciri Kucing Pembawa Rezeki Dan Bisa Di Adopsi Oleh Kita Pelihara
susu ini sering digunakan sebagai campuran minuman, makanan, maupun sebagai pelengkap camilan. Namun, meskipun susu kental manis enak dan praktis, konsumsi produk ini secara berlebihan, terutama pada anak kecil, dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan dan perkembangannya.
apabila kita sering mengasih susu kental ke anak kita untuk di konsumsi inilah dampak yang pertama adalah anak menjadi cepat kenyang. SKM 50% kandungannya adalah gula, bukan susu yang terbuat dari bahan cair, sehingga memicu anak untuk cepat merasa kenyang dan tidak mengkonsumsi makanan yang lain.
Kedua, kebutuhan zat gizi tidak terpenuhi. Kandungan susu kental manis yang tidak memiliki mikro nutrient yang dibutuhkan anak diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat, air, vitamin, dan mineral.
Di Indonesia, pro kontra mengenai pentingnya asupan susu dipicu oleh belanja susu yang menjadi menjadi beban ekonomi tersendiri bagi warga miskin. Sebagaimana diketahui, tingginya angka kemiskinan masih menjadi problem sosial di berbagai daerah di Indonesia.
Data BPS menunjukkan, pada Maret 2023 silam terdapat sebanyak 32,16 juta penduduk miskin. Penduduk miskin adalah masyarakat dengan pengeluaran per hari tidak lebih dari Rp. 18.851.