Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Katakanlah, ‘Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?’” (QS. Az-Zumar: 9). Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu tidak dapat diperlakukan sama. Orang yang tidak menghargai ilmu dianggap telah mengabaikan anugerah besar yang diberikan oleh Allah dan cenderung tidak memahami makna hidup yang lebih dalam. Orang-orang berilmu akan merasa kesal dengan tipe orang seperti ini, karena mereka menganggap bahwa ilmu adalah alat untuk mencapai kebaikan, bukan hanya untuk kesenangan pribadi atau tujuan duniawi semata.
2. Orang yang Takabur dengan Ilmunya
Orang yang merasa sombong atau takabur dengan ilmunya adalah tipe yang sering dibenci oleh orang-orang berilmu. Meskipun kecerdasan merupakan karunia Allah, jika seseorang menganggap dirinya lebih tinggi atau lebih superior dari orang lain karena pengetahuannya, hal ini akan menciptakan perasaan kesal di kalangan orang yang lebih bijaksana. Takabur adalah salah satu sifat yang sangat dibenci dalam Islam.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.” (HR. Muslim). Orang yang takabur dengan ilmunya cenderung memandang rendah orang lain, menganggap dirinya lebih pandai, dan merendahkan orang yang kurang berilmu. Ini tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai Islam, tetapi juga menjauhkan seseorang dari kebenaran. Orang yang berilmu, dalam pandangan Islam, selalu diharapkan untuk rendah hati dan tidak menggunakan ilmunya untuk merendahkan orang lain.
3. Orang yang Menggunakan Ilmu untuk Kepentingan Diri Sendiri
Baca Juga:Alasan Pep Guardiola Memperpanjang Kontraknya Di Manchester City Ini JawabanyaBagaimana Cara Menghilangkan Sakit Gusi Yang Membengkak Dan Bau Mulut
Menggunakan ilmu untuk tujuan pribadi atau kepentingan duniawi tanpa memperhatikan maslahat umat adalah golongan yang sering kali dibenci oleh orang-orang berilmu. Dalam Islam, ilmu harusnya digunakan untuk kebaikan umat manusia, untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan untuk memberikan manfaat kepada sesama.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk setelah Kami menjelaskannya kepada manusia dalam kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati oleh para pelaknati.” (QS. Al-Baqarah: 159). Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu yang tidak disampaikan dengan niat yang tulus dan untuk kepentingan umat adalah hal yang tercela. Orang yang menggunakan ilmunya untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kedudukan duniawi sering kali dipandang rendah oleh orang yang berilmu sejati, karena mereka tidak menjalankan ilmu dengan cara yang benar.