Pesantren Tahfizh Sabilul Qur'an Buktikan Santri Bebas dari Kecenderungan Penyimpangan Seksual

Santri pesantren sabilul quran bebas dari penyimpangan seksual
Santri Pesantren Tahfizh Sabilul Quran serius mengikuti Tes Kepribadian Pelajar Indonesia.(foto sabilul quran) radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID– Pesantren Tahfizh Sabilul Qur’an Kota Cirebon terus menjaga komitmennya dalam menjadikan pondok sebagai tempat belajar yang aman dan nyaman.

Ditengah arus globalisasi dan informasi yang terus menghampiri tidak sedikit memberi perubahan perilaku pada setiap individu misalnya penyimpangan seksual.

Kewajiban untuk terus berperang melawan pengaruh terhadap penyimpangan seksual, tidak saja harus dari pemerintah.

Baca Juga:Agar Prima Anti Loyo Begini 3 Cara Menaikan Stamina Murai BatuSelain Konsistensi dan Kesabaran Ini Dia 8 Cara Merawat Murai Batu Pastol Agar Cepat Gacor

Melainkan semua individu dan kelompok juga memiliki peran penting didalam mengedukasi akan bahaya penyimpangan seksual.

Pondok Pesantren Tahfizh Sabilul Qur’an berusaha menjadi garda terdepan dalam mengedukasi generasi muda khususnya para santri.

Demi mewujudkan generasi muda yang hafal Al Qur’an dilandasi kompetensi yang tinggi, mandiri, serta mampu membaktikan ilmunya di tengah masyarakat.

Pondok pesantren Tahfizh Sabilul Quran Kota Cirebon, melakukan Tes Kepribadian Pelajar Indonesia (TKPI).

Adapun tujuan dari kegiatan ini nantinya menjadi sebuah alat evaluasi yang dirancang untuk mengukur aspek kepribadian, termasuk kecenderungan terhadap penyimpangan seksual.

Kegiatan yang diadakan pada Jum’at (22/11) mendapat apresiasi yang positif dari seluruh santri.

Dari hasil kegiatan yang diikuti oleh seluruh santri Alhamdulillah seluruh santri dinyatakan 100% bebas dari kecenderungan penyimpangan seksual.

Baca Juga:Luar Biasa Bigbike Bikers Kuningan Beri Santunan Yatim dan Dhuafa Dalam Rangkaian Touring Ke PangandaranBukan Dimandikan ini 5 Cara Merawat Murai Mabung Agar Cepat Selesai

Dari empat skala yang digunakan—rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi—sebanyak 91,9% santri berada pada kategori rendah, sementara 8,1% berada pada kategori sedang.

Tidak ditemukan santri yang memiliki kecenderungan pada kategori tinggi atau sangat tinggi.

Menurut petunjuk penilaian, kategori sedang bukanlah indikasi penyimpangan yangsignifikan.

“Santri yang berada di kategori ini memiliki latar belakang tertentu yang berpotensi menjadi faktor risiko, seperti lingkungan sebelumnya, tetapi tidak cukup kuat untuk memengaruhi kepribadian mereka secara mendasar,” jelas Dr. Trubus Raharjo, S.Psi.,MM.Si. Psikolog.

Hamdhan Siregar, S.T., M.M. selaku Direktur Yayasan, menyatakan, “Sistem pengaturan kesantrian yang ketat, fasilitas yang mendukung, serta pengawasan intensif di Pesantren Sabilul Qur’an secara efektif mampu mencegah perilaku menyimpang dan membentuk santri dengan kepribadianyang tangguh.”

Diharapkan dengan adanya pendekatan yang terarah dan lingkungan yang aman, pesantren dapat menjadi tempat belajar yang ramah dan nyaman.

0 Komentar