Bahayanya Kecanduan Konten Receh Yang Bernama "Brain Rot" Apa Penyebabnya ??

Bahayanya Kecanduan Konten Receh
Bahayanya Kecanduan Konten Receh Yang Bernama Brain Rot
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Media sosial lagi rame-ramenya membahas tentang apa itu “Brain Rot” pengertian dari Brain Rot merupakan penurunan kognitif otak akibat kebiasaan mengonsumsi konten receh, berita negatif, atau sampah media sosial secara terus menerus. Kebiasaan ini mampu menurunkan fokus, produktivitas, motivasi, dan energi dari waktu ke waktu. Tak hanya itu, Brain Rot juga meningkatkan stres dan depresi, penurunan kepercayaan diri, menciptakan efek kesepian, serta membuat otak menciptakan body image yang buruk

Dari beberapa sumber mengatakan “brain rot” memperoleh perhatian baru tahun ini sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekhawatiran tentang dampak mengonsumsi konten daring berkualitas rendah dalam jumlah berlebihan, terutama di media sosial. Istilah tersebut meningkat frekuensi penggunaannya sebesar 230% antara tahun 2023 dan 2024.

Penggunaan pertama “Brain rot” yang tercatat ditemukan pada tahun 1854 dalam buku Walden karya Henry David Thoreau, tetapi telah memperoleh makna baru sebagai ungkapan di era digital. “Brain rot” di gunakan pertama kali oleh penulis Amerika Henry David pada 1854 dalam bukunya Walden. Menurut Touroni, ‘pembusukan otak’ menggambarkan pengalaman bersama di dunia hiper digital. Kondisi ini membuat banyak orang merasa terpaku pada layar.

Baca Juga:Coach Justin Stop Bahas Lagi Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-Yong Karena Takut Di Ancam KeluarganyaIni Dia Negara Yang Melarang Warganya Untuk Merayakan Hari Natal Sampai Ada Sanksinya

Dengan maraknya konten berdurasi pendek, seperti TikTok dan Instagram Reels, dan meningkatnya waktu yang dihabiskan secara daring, istilah tersebut telah menarik perhatian. “Istilah ini juga mencerminkan meningkatnya kesadaran tentang bagaimana kebiasaan digital kita dapat mempengaruhi kejernihan dan kesejahteraan mental kita,” terang Touroni.

Craig Jackson, profesor psikologi kesehatan kerja di Birmingham City University mengatakan tidak ada perubahan fisik pada otak, atau sistem saraf pada mereka yang terlalu banyak terpapar media ‘pembusukan otak’. Tetapi, itu merupakan perubahan kognitif dan perilaku.

Walaupun hanya konten receh berdurasi pendek, tapi jika konten tersebut di nikmati secara berulang-ulang maka bisa menyerang psikis penggunanya dan masuk ke alam bawah sadar.

“Saat ini orang menghabiskan waktu di dunia maya lebih dari satu jam dengan berbagai gempuran konten singkat di dalamnya. Hal itu membuat otak menjadi overload menerima informasi, itu.

0 Komentar