Bahayanya Kecanduan Konten Receh Yang Bernama "Brain Rot" Apa Penyebabnya ??

Bahayanya Kecanduan Konten Receh
Bahayanya Kecanduan Konten Receh Yang Bernama Brain Rot
0 Komentar

Oleh karena itulah konten For Your Page (FYP) setiap orang berbeda-beda. Algoritma media sosial bisa membaca ketertarikan pengguna, konten telah disesuaikan oleh kondisi pengguna hingga mereka merasa relate dan bertahan di konten serupa.

Pada dasarnya, teknologi memang membantu kehidupan manusia di banyak aspek. Di sisi lain, penggunaan teknologi berlebihan memiliki dampak buruk bagi otak. Pada kondisi Brain Rot, otak akan scrolling media sosial secara terus menerus karena efek dopamin yang didapatkan secara singkat. Dopamin menimbulkan perasaan puas dan senang. Semakin banyak pengguna melakukan scrolling media sosial, maka semakin otak menginginkan lebih. Kondisi ini menyebabkan adiksi yang tidak ada habisnya.

Mengapa Konten Receh Bisa Menjadi Kecanduan ?

Beberapa faktor yang membuat orang kecanduan terhadap konten “receh” atau hiburan ringan ini antara lain :

Dampak Instant Gratification (Kepuasan Instan)

Baca Juga:Coach Justin Stop Bahas Lagi Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-Yong Karena Takut Di Ancam KeluarganyaIni Dia Negara Yang Melarang Warganya Untuk Merayakan Hari Natal Sampai Ada Sanksinya

Konten-konten ini sering kali dirancang untuk memberikan efek kepuasan instan pada penontonnya, seperti tawa atau rasa terkejut. Ketika seseorang menonton video lucu atau meme, mereka merasakan kebahagiaan atau tawa sesaat yang membuat otak melepaskan dopamin, neurotransmitter yang berhubungan dengan rasa bahagia. Efek ini membuat seseorang ingin terus mengonsumsi konten yang serupa untuk merasakan kepuasan yang sama, hingga akhirnya menjadi kecanduan.

Kemudahan Akses dan Konsumsi

Dengan kehadiran smartphone dan koneksi internet yang mudah diakses, siapa saja bisa menonton konten-konten ringan ini kapan saja dan di mana saja. Konten semacam ini juga sangat singkat durasinya, membuatnya mudah untuk dikonsumsi tanpa banyak berpikir, yang pada akhirnya membuat orang lebih cenderung untuk mengonsumsi dalam jumlah besar.

Konten yang Memicu Keinginan untuk “Lari dari Realitas”

Dalam dunia yang penuh stres dan tantangan, banyak orang mencari pelarian melalui hiburan yang mudah diakses. Konten “receh” sering kali memberikan hiburan yang bebas dari masalah atau beban kehidupan sehari-hari. Untuk sementara, orang dapat merasa terhibur dan melupakan tekanan yang ada. Namun, semakin sering mereka “lari” ke konten ini, semakin sulit untuk menghadapi kenyataan atau masalah yang lebih serius.

0 Komentar