Paus Fransiskus, Warisan Sang Jembatan

Paus Fransiskus
Foto: Antara Imam Besar Masjid Istiqlal yang kini Menteri Agama Nasaruddin Umar saat mencium kening Paus Fransiskus di Jakarta pada September 2024.
0 Komentar

Oleh: Andrian Saba*

KETIKA berita wafatnya Paus Fransiskus menyelimuti dunia dengan duka, umat manusia kehilangan lebih dari sekadar seorang pemimpin agama. Dunia kehilangan seorang jembatan, yakni seorang tokoh yang menembus batas-batas keyakinan, bahasa, dan politik. Dunia telah kehilangan seorang tokoh dengan rasa kemanusiaan yang luhur, yang mempunyai cita-cita perdamaian dan keadilan sosial.

Sebagai Paus pertama dari Amerika Latin, Jorge Mario Bergoglio telah mencetak sejarah. Bukan hanya karena latar belakangnya, tetapi karena keberaniannya berbicara dalam bahasa kasih secara universal. Paus Fransiskus lahir dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina.

Tahun 1973 menandai langkah awal kepemimpinannya, saat ia dipercaya memimpin Serikat Jesuit di Argentina. Dua dekade kemudian, ia kembali dipanggil naik ke panggung sejarah sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada 1998. Puncak karier rohaninya baru benar-benar tercapai ketika Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Kardinal pada tahun 2001.

Baca Juga:SMKN 1 Balongan Sukses Gelar Uji Kompetensi SiswaGerakan Buang Sampah Wujudkan Majalengka Bersih dan Sehat

Dunia terkejut, pada 13 Maret 2013 Jorge Bergoglio terpilih menjadi Paus menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Kemudian, ia memilih nama Fransiskus sebagai penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Assisi, seorang tokoh katolik yang dikenal karena hidup dalam kesederhanaan dan cintanya kepada kaum miskin. Nama itu mencerminkan arah kepemimpinannya, seperti kerendahan hati, pelayanan, dan cinta terhadap ciptaan Tuhan.

Dalam keseharian, ia sering dipanggil dengan berbagai sebutan penuh kasih, di antaranya “Papa Francisco” di dunia Hispanik (berhubungan dengan keturunan atau budaya dari negara-negara berbahasa Spanyol), “Pope Francis” dalam dunia internasional, dan banyak orang menyebutnya “Bapa Suci”. Namun, bagi rakyat kecil, ia lebih dikenal sebagai “Paus Rakyat” karena kedekatannya dengan kaum marginal.

Paus Fransiskus dikenal sebagai seorang reformis. Reformis yang dimaksud ialah seseorang yang menginginkan perubahan secara drastis untuk perbaikan di bidang sosial, politik, atau agama dalam suatu masyarakat atau negara.

Paus Fransiskus bukan sekadar pemimpin agama, ia adalah duta kemanusiaan. Dalam dunia yang penuh konflik dan perpecahan, ia hadir dengan wajah damai dan hati terbuka. Melalui keteladanannya, ia mengajarkan bahwa kasih dan kerendahan hati lebih kuat daripada retorika dan kekuasaan.

0 Komentar