1 Mei Peringatan Hari Buruh, Identik dengan Demo, Begini Sejarahnya

sejarah hari buruh internasional
Aksi demo buruh pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, beberapa waktu lalu. Foto: Dokumen - radarcirebon.id
0 Komentar

Salah satu sosok yang mengungkap upah buruh yang tidak layak itu adalah Adolf Baars. Dia seorang tokoh sosialis dari Belanda.

Baars mengungkapkan bahwa pada 1918 para buruh kala itu tidak mendapat upah yang layak. Alias sangat rendah.

Bukan itu saja, tanah yang dimiliki para buruh pun dijadikan perkebunan dengan harga sewa yang sangat rendah.

Baca Juga:Stadion Bima, Pusat Olahraga MalamIdentik dengan Jawa, di Suriname Juga Ada Warga Kuningan yang Tak Kembali dari Perantauan

Imbas dari aksi buruh di Semarang pada 1 Mei 1918, tak terbendung. Setiap tahun pun aksi demo selalu digelar merayakan hari buruh.

Namun pemerintah Belanda pun melarang merayakan May Day. Hal itu dipicu perayaan May Day para buruh kereta api. Mereka menggelar aksi mogok.

Imbasnyabdari aksi tersebut, peringatan Hari Buruh di Indonesia ditiadakan pada 1926 hingga Belanda hengkang dari Indonesia.

Setelah 20 tahun tak dirayakan, baru pada 1 Mei 1946, masa Kabinet Sjahrir, kembali memberikan izin untuk perayaan Hari Buruh di Indonesia.

Kemudian saat Orde Baru berkuasa, Hari Buruh Internasional dilarang. Bukan itu saja, Orde Baru juga menghapus istilah buruh dengan istilah karyawan.

Setelah Orde Baru tumbang, di zaman BJ Habibie menjadi presiden, perayaan Hari Buruh Internasional kembali diizinkan.

Hal tersebut setelah BJ Habibie sebagai presiden pertama di era reformasi melakukan ratifikasi konvensi ILO Nomor 81 tentang kebebasan berserikat buruh.

Baca Juga:3 Bulan Mengarungi Lautan, Kisah Warga Kuningan Dikirim ke Belanda Lalu ke SurinameCaleg Gagal Dapil SMS Jadi Dalang Pembunuhan Berencana, Cuma Dapat 226 Suara

Baru pada 1 Mei 2013, terjadi peristiwa yang sangat penting. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan setiap 1 Mei sebagai hari libur nasional, dalam rangka May Day. *

0 Komentar