RADARCIREBON.ID – Sekitar 123 turis dari berbagai negara di Asia berkumpul di kawasan kedaulatan pangan yang dikelola oleh Serikat Petani Indonesia (SPI) di Desa Sukamulya Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Senin, 28, April 2025.
Kedatangan mereka merupakan bagian dari acara Asian Learning Exchange on Agroecology Economies, yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai agroekologi serta kedaulatan pangan.
Dalam kesempatan tersebut, para turis turut serta dalam panen raya di lahan yang dikelola secara kolektif oleh para petani di kawasan tersebut.
Baca Juga:Paus Fransiskus, Warisan Sang JembatanBupati Cirebon ke ASN: Kerja Saja yang Baik, Nanti Juga Naik Jabatan
Mereka tidak hanya menyaksikan, tetapi juga ikut aktif dalam kegiatan yang menggambarkan semangat solidaritas antar petani kecil di berbagai belahan dunia.
Ketua Dewan Pengurus Cabang SPI Indramayu, Try Utomo, menjelaskan bahwa kunjungan turis asing ini merupakan sebuah simbol solidaritas internasional.
“Meskipun kami berasal dari daerah yang berbeda, nasib yang kami hadapi serupa. Kunjungan ini adalah bentuk solidaritas kami sebagai petani kecil,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum SPI, Henry Saragih, menambahkan bahwa kawasan yang mereka kunjungi merupakan area perjuangan yang kini dikelola secara kolektif melalui koperasi petani.
Di tempat ini, mereka berusaha mewujudkan kedaulatan pangan dengan pendekatan agroekologi, yang mengedepankan keberlanjutan alam dan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan masyarakat desa yang mandiri dalam pangan, meningkatkan ekonomi mereka, dan menjaga kelestarian alam. Ini adalah inti dari perjuangan agraria dan agroekologi yang kami jalankan,” kata Henry.
Lebih lanjut, Henry menegaskan bahwa tujuan utama para petani SPI dalam bertani bukan sekadar mencari keuntungan materi, tetapi lebih pada berbagi hasil alam secara adil dan berkelanjutan.
Baca Juga:Helat Musrenbang RPJMD 2024-2029, Jigus Bakal Bersinergi untuk Wujudkan Cirebon BerimanWADUH! 196 Mobil Dinas Hilang Jejak, Bupati Indramayu: Kerugian Negara Hampir Rp20 Miliar
“Kelaparan yang ada bukan disebabkan oleh kekurangan pangan, tetapi oleh sistem yang salah,” tegasnya.
Co-Director Agroecology Fund, Angela Cordeiro, mengungkapkan apresiasinya terhadap perjuangan petani, terutama petani perempuan, yang aktif dalam menjaga kedaulatan pangan.
“Terima kasih kepada petani perempuan di sini yang menjadi inspirasi bagi petani perempuan di seluruh dunia, untuk berjuang bersama dalam mempertahankan tanah dan pangan,” ujarnya.