Cirebon Jadi Daerah Istimewa, Ternyata Wacana sejak 1946

jamaah haji kabupaten cirebon ke tanah suci
Masjid Agung Sang Cipta Rasa di kompleks Keraton Kasepuhan, Jumat (2/5/2025). Masji ini menjadi salah satu ikon Cirebon Daerah Istimewa. Foto: seno dwi priyanto-radar cirebon.
0 Komentar

Asalkan, cita-cita itu dilakukan secara simultan. Paling penting, kata Adang, yaitu ada pengkaplingan tugas dan dukungan anggaran yang memadai.

“Jadi misalnya gagasan menjadikan Cirebon semacam Yogyakarta oleh KDM, ya biarlah dia yang mencarikan anggaranya. Agar program itu, cita-cita itu terwujud,” jelas Adang Djumhur kepada Radar Cirebon, Kamis (1/5/2025).

Demikian juga dengan Rokhmin Dahuri. Yang harus memikirkan daya dukung untuk menjadikan Cirebon sebagai provinsi.

Baca Juga:Telkom Witel Priangan Timur Dukung Uji Kompetensi Keahlian Siswa TKJ SMK PGRI KarangampelBupati Cirebon ke ASN: Kerja Saja yang Baik, Nanti Juga Naik Jabatan

“Jika Pak Rokhmin memiliki keinginan untuk menata pelabuhan sehingga bisa multifungsi, selain pelabuhan sebagai objek wisata dan lain-lain, itu juga silakan lah,” ucapnya.

Termasuk walikota atau bupati Cirebon. Mereka, kata Adang, harus fokus terhadap apa yang telah menjadi program jangka pendek, menengah atau jangka panjang.

Adang mengaku telah menyampaikan pesan kepada Walikota Cirebon Effendi Edo bahwa yang paling mendesak dirasakan masyarakat saat ini yaitu soal jalan rusak.

“Bagaimana jalan itu bisa menjadi prioritas. Ya mungkin tidak untuk 100 hari lah, tapi itu tetap menjadi prioritas, gitu aja. Jadi ngga apa-apa semua gagasan itu berpadu,” tutur Adang.

Di luar pembahasan anggaran atau kebijakan pemerintah, Adang berpandangan bahwa menjadikan Cirebon sebagai daerah istimewa seperti Yogyakarta memiliki multiplier effect yang sangat luas.

Adang melihat satu program pembangunan sebagai sesuatu yang tidak terpisah dari unsur pembangunan lainnya.

Ia mengaku mendukung segala pembangunan atau wacana untuk menjadikan Cirebon lebih baik.

Baca Juga:Haji 2025 Dimulai: 1 Mei Masuk Asrama, 2 Mei Terbang ke Tanah SuciKemenag Jabar Siap Berangkatkan 38 Ribu Jamaah Haji

“Jadi otomatis ketika orientasi ke arah itu, maka kebudayaannya diharapkan ditinjau dan dievaluasi, dikembangkan. Kemudian ekonomi kreatif, masyarakat akan terbangun juga dengan begitu. UMKM dan lain-lain itu ikut terangkat,” bebernya.

Bicara soal kekhasan, imbuh dia, Cirebon menjadi pusat penyebaran Islam pertama di Jawa Barat.

“Setidaknya orientasinya ke situ. Nanti para akademisi menunjukkan atau melakukan penelitian. Sehingga program yang dimaksud punya dasar sejarah yang mendukung ke arah itu,” pungkasnya. (ade)

0 Komentar