RADARCIREBON.ID – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon mengungkapkan bahwa masih banyak siswa madrasah yang belum bisa membaca Alquran. Kondisi ini menjadi keprihatinan semua pihak, mengingat siswa madrasah identik dengan pendidikan agama Islam.
Hal itu disampaikan Plt Kepala Kemenag Kabupaten Cirebon H Slamet SAg MPdI kepada Radar Cirebon, kemarin.
“Sampai saat ini masih cukup banyak siswa madrasah, baik di tingkat MI, MTs hingga MA yang belum memiliki keterampilan baca tulis Arab. Ini menjadi keprihatinan kita semua dengan banyaknya siswa yang tidak bisa membaca Alquran,” kata Slamet.
Baca Juga:Pemerintah Kota Cirebon Komitmen Mewujudkan Pendidikan Bermutu dan MerataMomentum Hari Pendidikan Nasional Kota Cirebon Komitmen Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua
Sehubungan dengan itu, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk bisa membaca Alquran. Mulai dari menggiatkan program tahfidz quran hingga peningkatan kompetensi guru dalam pengajaran baca tulis Alquran.
Sebagai langkah awal, lanjut Slamet, instansinya akan menerapkan program Tahfidz Alquran di semua tingkatakan mulai MI, MTs hingga MA, dimana siswa diwajibkan untuk mempunyai hafalan quran minimal satu juz.
Setelah program ini berjalan, pihaknya menargetkan untuk siswa MI minimal mempunyai hafalan 1 juz, siswa MTs 2 juz dan siswa MA minimal 3 juz.
“Jadi untuk program ini akan dikawal melalui aplikasi. Jadi guru bisa memantau dari mana saja untuk target hafalannya,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk peningkatan kompetensi guru dalam pengajaran baca tulis Alquran mengatakan bahwa Kemenag telah menyiapkan trainer khusus untuk membantu para guru memberikan materi pembelajaran agar siswa bisa membaca Alquran dengan lebih cepat.
“Selain itu, melalui program ini kita juga ingin memastikan bahwa siswa sudah bisa memiliki kemampuan yang lebih baik, bukan hanya baca tulis Arab tapi juga tulisan latin,” pungkasnya. (awr)