Awal Tahun 2025, Ada 278 Janda – Duda Baru di Kota Cirebon, Ajukan Gugatan Cerai di Pengadilan Agama

perceraian di kota cirebon
Angka perceraian di Kota Cirebon cukup tinggi di awal tahun 2025. Foto: Istimewa - radarcirebon.id
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Sepanjang Januari – April 2025, sudah ada 278 gugatan cerai di Pengadilan Agama (PA) Kota Cirebon.

Petugas Meja Informasi PA Cirebon Adri Sabila Ula menuturkan alasan tertinggi penyebab perceraian yaitu perselisihan yang terjadi secara terus menerus. Misalnya, karena suami berjudi atau mabuk-mabukan.

“Cuman karena kurang bukti, jadi dia (pemohon perceraian) tidak mencantumkan bahwa suaminya mabuk atau judi,” kata Adri kepada Radar Cirebon.

Baca Juga:Kemajuan Peradaban Kerajaan Pajajaran Prabu Siliwangi, Terekam Kesaksian PortugisSiapa Jaya Dewata yang Dijadikan KDM untuk Nama Gedung Negara Cirebon? Kenapa Ditolak Budayawan?

Setiap tahun, imbuh dia, rata-rata penyebab perceraian didominasi oleh 3 faktor. Selain perselisihan terus-menerus, yakni meninggalkan salah satu pihak dan persoalan ekonomi atau nafkah.

“Terjadi perselisihan, terus salah satunya kabur. Paling banyak pihak suami yang kabur, lalu istri yang menggugat (perceraian),” jelas Adri.

Ya, mayoritas penyebab terjadinya perceraian yang diajukan di Pengadilan Agama Cirebon adalah karena adanya perselisihan dan pertengkaran secara terus-menerus.

Namun, jika dikaji lebih jauh dari data persidangan, kata Adri, banyak faktor yang menjadi penyebab perselisihan tersebut. Seperti salah satu pasangan selingkuh, lebih mementingkan hobi memancing, dan lain sebagainya.

Di sisi lain, Angka pernikahan di Kota Cirebon dari tahun ke tahun terus menurun. Pada tahun 2022 ada 2.436 pernikahan. Kemudian tahun 2023 turun menjadi 2.186 pernikahan, dan tahun 2024 turun menjadi 1.962 pernikahan.

Fenomena baru juga dialami psikolog: kian banyak pasutri konseling ketika hubungan mereka di ujung tanduk.

“Tiga tahun terakhir banyak sekali kasus pasutri yang konseling. Walau lebih banyak istri,” tutur Psikolog Dinamika Gama Cirebon Herlina S Dhewantara.

Baca Juga:Belajar dari Trenggalek, Cari Cuan Baru lewat Perdagangan Karbon, Kuningan dan Majalengka Bisa?Legislator dari Cirebon Kritik Dedi Mulyadi, Sebut Efisiensi Anggaran Tak Proporsional

Psikolog RSIA Cahaya Bunda itu juga menambahkan, bahwa saat ini sudah banyak perempuan yang mandiri secara finansial. Banyak kasus perempuan yang sudah mapan tapi takut untuk menikah.

Alasannya, traumatis akan sebuah perselingkuhan atau melihat orang-orang di sekelilingnya dengan pernikahan yang negatif dan berujung ke perceraian.

“Data BPS juga mengatakan bahwa penyebab penurunan angka pernikahan karena terbukanya peluang perempuan untuk mengembangkan potensinya. Juga persiapan finansial, persiapan mental,” jelas Herlina.

Selain perempuan, kata Herlina, saat ini para suami juga sudah mulai terbuka untuk konseling. Meski pada beberapa kasus, pemicu suami konseling yaitu permintaan dari istri.

0 Komentar