“Majalengka resmi menjadi regentschap pada 11 Februari 1840, saat pusat pemerintahan dipindahkan dari Maja ke Sindangkasih, berdasarkan Staatsblad 1840 Nomor 7,” jelas Rais.
Ia menambahkan, sebenarnya regentschap Maja telah berdiri sejak 1819, sebagaimana tercantum dalam Staatsblad 1819 Nomor 9 dan Nomor 23 yang menyebutkan Cirebon terdiri atas lima regentschappen.
Oleh karena itu, menurutnya, tanggal 11 Februari merupakan tanggal yang paling tepat untuk dijadikan Hari Jadi Majalengka.
Baca Juga:Polres Indramayu Beri Bantuan Kaki Palsu dan Sembako kepada Warga Penyandang DisabilitasLucky Hakim-Syaefudin Luncurkan 14 Program Percepatan Visi Indramayu Reang, Inilah Poin Lengkapnya
Selain itu, Rais mengutip catatan dari Leiden dan Daghregister Batavia yang menyatakan bahwa struktur pemerintahan Majalengka sudah terbentuk sebelum 1682. Ia juga menyebut Prasasti Gunung Inten yang mencatat nama Arya Sriningrat sebagai penguasa Majalengka pada tahun 1327 Hijriah.
Ia mengakui bahwa masyarakat mulai merasa jenuh dengan penetapan Hari Jadi yang dinilai tidak akurat. Bahkan, selama tujuh tahun terakhir, sejumlah kelompok masyarakat telah merayakan Hari Jadi Majalengka secara mandiri di luar agenda resmi pemerintah.
“Di Padepokan Wijayakusumah, tempat dimakamkannya Bupati pertama, RT Dendanegara, masyarakat menyelenggarakan peringatan Hari Jadi berdasarkan dasar historiografi yang jelas. Penelitian ini telah dilakukan sejak tahun 2005,” pungkas Rais. (ono)