RADARCIREBON.ID – Ketua DPRD Kota Cirebon, Andrie Sulistio, memprediksi bahwa lahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur hanya akan mampu menampung sampah selama tiga hingga lima tahun ke depan.
Karena itu, ia menilai perlu segera dicarikan solusi konkret untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA tersebut.
“TPA ini, saya kira dalam tiga tahun, maksimal lima tahun lahannya akan habis. Ini harus segera kita pikirkan untuk ke depannya,” ujar Andrie, baru-baru ini.
Baca Juga:TK Tunas Karya Gelar Puncak Kegiatan P5: Kembangkan Imajinasi dan Kreativitas AnakKalahkan Real Madrid 4-3, Barcelona Resmi Rajai El Clasico Musim Ini
Ia mengaku telah melakukan kunjungan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung dan terkesan dengan sistem pengelolaan sampah di sana.
Di Bandung, sampah diproses menggunakan mesin pemilah, yang kemudian diolah menjadi bahan bakar alternatif.
Menariknya, bahan bakar hasil pengolahan sampah tersebut dikirim ke PT Indocement di Palimanan, Kabupaten Cirebon, untuk digunakan sebagai bahan bakar dalam proses produksi semen.
“Menurut saya, ini yang harus kita tiru. Kita juga bisa mengolah sampah menjadi bahan bakar. Insya Allah, pabrik semen di Palimanan siap menerima,” jelas Andrie.
Ia meyakini bahwa PT Indocement masih membutuhkan pasokan bahan bakar alternatif dari sampah, sehingga program mesin pengolah sampah ini sangat relevan untuk diterapkan di Kota Cirebon.
Dengan adanya mesin tersebut, lanjutnya, hanya sampah yang tidak dapat diolah saja yang akan dibuang ke TPA. Ini akan sangat mengurangi volume sampah yang menumpuk dan memperpanjang usia pakai lahan TPA.
“Nanti hanya residu yang benar-benar tidak bisa diolah yang kita buang ke TPA. Jadi tidak terlalu makan lahan banyak,” katanya.
Baca Juga:Pemkab Cirebon Optimistis Raih Penghargaan Wistara di Ajang Kabupaten Sehat setelah 8 Tahun Vakum353 Jamaah Haji Cirebon Dilepas, Termuda 18 Tahun, 12 Lansia Berusia Lebih 70 Tahun
Untuk merealisasikan program ini, Andrie menyatakan akan berdiskusi langsung dengan Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, agar dapat menjadi bagian dari program pembangunan lima tahun ke depan.
“Saya akan coba diskusi dengan walikota. Mudah-mudahan ini bisa menjadi program jangka menengah yang betul-betul menangani persoalan sampah secara serius,” pungkasnya. (cep)