Cirebon Siaga! Pemkot Perkuat Mitigasi dan Edukasi

Simulasi Penanggulangan Bencana
LATIHAN: Simulasi Penanggulangan Bencana yang digelar di sebuah sungai di Kecamatan Harjamukti, Kamis (15/5/2025). (FOTO: ABDULLAH/RADAR CIREBON)
0 Komentar

Latihan Hadapi Situasi Nyata

Dalam apel kesiapsiagaan tersebut, dilakukan juga simulasi penanganan bencana, mulai dari proses evakuasi saat banjir, penanganan pengungsi, hingga distribusi bantuan.

Walikota menyebut, Harjamukti menjadi fokus perhatian karena kawasan tersebut kerap terdampak banjir akibat banyaknya aliran sungai yang bermuara di sana.

“Banjir di sini bukan hanya karena sedimentasi sungai, tapi juga disebabkan oleh tumpukan sampah. Saya melihat sendiri kondisi di lapangan. Maka, saya imbau masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai,” tegas Effendi.

Baca Juga:Demam Berdarah Renggut 3 Nyawa di Kota CirebonBaru 80 Persen, BKPSDM Kabupaten Cirebon Sebut Status CASN Bisa Dibatalkan jika… 

Selain itu, walikota juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD). Ia mengajak warga menjaga kebersihan lingkungan dan menghilangkan potensi genangan air di rumah masing-masing.

Tenaga Ahli Kepala BNPB, Ir Ary Laksmana Widjaja, mengapresiasi keseriusan Pemkot Cirebon dalam menggelar apel dan simulasi ini. Menurutnya, Cirebon sudah menunjukkan kesiapan yang cukup baik, terutama dalam pelibatan unsur Pentahelix (pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media) dalam penanggulangan bencana.

“Letak geografis Cirebon yang dekat dengan laut dan banyaknya aliran sungai membuat kota ini memang rawan terdampak bencana hidrometeorologi. Tapi kesiapan seperti ini menunjukkan komitmen yang luar biasa,” ujarnya.

Ary menegaskan bahwa bencana tidak bisa dihindari, tetapi bisa diantisipasi. Oleh karena itu, latihan seperti ini perlu dilakukan secara berkala untuk memperkuat kesiapsiagaan seluruh elemen masyarakat.

Menutup sambutannya, Walikota Effendi Edo mengajak seluruh elemen – pemerintah, TNI/Polri, OPD, dan masyarakat – untuk menyatukan langkah dalam membangun budaya siaga.

“Pemerintah tidak bisa dan tidak boleh bekerja sendiri. Mari jadikan mitigasi bencana sebagai bagian dari budaya birokrasi dan kehidupan sosial kita. Saya juga mengapresiasi kolaborasi dengan dunia usaha, akademisi, dan media yang terus mendukung upaya pengurangan risiko bencana di Kota Cirebon,” pungkasnya. (cep/abd)

0 Komentar