RADARCIREBON.ID – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Ace Hasan Syadzily, menilai pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap program pendidikan karakter bagi anak bermasalah yang digelar di barak militer, seperti yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi.
Ace khususnya menyoroti nasib para lulusan program tersebut dan bagaimana perubahan perilaku mereka pasca mengikuti pendidikan militer.
Menurut Ace, setelah menyelesaikan program di barak militer, belum tentu anak-anak tersebut terbebas dari perilaku nakal mereka. Bahkan, ada kekhawatiran anak-anak bisa menjadi lebih berani atau pemberani tanpa kendali karena merasa telah mendapatkan pelatihan khusus di lingkungan militer.
Baca Juga:Sungai Sukalila sudah Lama Tidak Dikeruk, Relokasi Solusi Terbaik IPSI Cirebon Targetkan Emas Pencak Silat di Porprov Jawa Barat 2026
“Saya kira perlu dievaluasi juga, misalnya kalau dia sudah keluar dari barak militer, apakah dijamin bahwa dia tidak akan lepas dari kenakalannya? Atau jangan-jangan karena dia sudah pernah mendapatkan pendidikan militer, lalu karena mungkin mental emosionalnya tidak pernah ditempa, akhirnya menjadi petantang-petenteng dan bisa melakukan hal yang di luar dari yang sesuai dengan perkembangan anak,” kata Ace saat berbicara di Gedung DPRD Jawa Barat, Bandung, Sabtu (17/5).
Lemhanas juga akan melakukan kajian lebih dalam terkait program ini karena setiap upaya terhadap anak-anak harus mengutamakan perlindungan secara menyeluruh.
Ace juga mengingatkan agar program pendidikan militer tidak menjadi stigma bagi anak-anak bermasalah semata. Ia menekankan bahwa faktor penyebab kenakalan anak harus dieksplorasi lebih jauh, mulai dari kondisi lingkungan, keluarga, hingga situasi psikologis yang dialami anak.
“Soal stigma, kita juga harus jaga. Jadi karena itu bagi kami di Lemanas, kami harus mengkajinya secara mendalam. Karena, anak menjadi sesuatu pasti ada faktor yang melatarbelakanginya, terutama faktor lingkungan, faktor keluarga dan lain sebagainya itu yang harus di dalami,” katanya.
Menurutnya, pendidikan karakter sebaiknya tidak diposisikan hanya untuk anak-anak yang dianggap nakal, melainkan harus diberikan kepada seluruh anak demi membentuk karakter kebangsaan yang kuat.
Ace menegaskan bahwa memahami akar masalah kenakalan anak harus dilakukan dari berbagai aspek, termasuk lingkungan keluarga dan sosial.
“Anak-anak itu bisa disebut nakal harus dilihat dulu, apakah faktor lingkungan, apakah faktor keluarga juga,” tuturnya.