BUDI UTOMO TOLAK PERSATUAN
Fakta lain yang tidak bisa dibantah adalah BU anti persatuan. Hal ini terlihat saat BU menggelar konggresnya April 1928 di Surakarta dengan tegas menolak persatuan Indonesia. Jadi, meskipun sudah terlahir sejak 20 tahun, BU masih belum bisa memahami akan pentingnya semangat ke-Indonesiaa, semangat persatuan, semangat persaudaraan, dan semangat nasionalisme.
Penolakan BU pada kongresnya April 1928 tersebut juga diikuti oleh penolakannya terhadap penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar resmi. BU lebih memilih menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar dalam kehidupan resmi sehari-hari.
Kelahiran BU yang terlambat juga menjadi titik terpenting dari arti titik tolak kebangkitan nasional. Budi Utomo baru lahir 20 Mei 1908, sedangkan sebelumnya telah ada organisasi modern yang lahir pada 16 oktober 1905.
Baca Juga:Tinjau Proses Seleksi PPPK di Bandung, Wakil Bupati Indramayu: Kita Ingin Proses Ini Benar-benar BersihBupati Indramayu Dorong Akselerasi Pembangunan Infrastuktur Jalan Tol Indrajati
D isamping lebih dahulu lahir, organisasinya tersebar di seluruh pelosok negeri Nusantara serta menggunakan bahasa Indonesia dalam pengantar resminya. Keanggotaanya tidak dibatasi khusus kalangan priyayi. Dan yang terpenting, istilah Nasionalisme diperkenalkan pertama kali pada konggresnya di Bandung 17-24 Juni 1916.
SANTRI BUNTET, PELOPOR KEBANGKITAN
Syarekat Dagang Islam (SDI) didirikan pada hari Senin Legi, 16 Oktober 1905 bertepatan dengan 16 Sya’ban 1323 H di Surakarta oleh Samanhudi, seorang santri dari Buntet–Cirebon. Gerakan Kebangkitan nasional ini terlebih dahulu disosialisasikan melalui media cetak Taman Pewarta (1902-1915).
Perlu diperhatikan, bahwa bulletin Taman pewarta ini bisa bertahan selama 13 tahun, karena isinya yang Islami dan merakyat. Adapun bulletin lawannya berumur pendek karena dikonsumsi oleh kalangan terbatas, yakni kaum priyayi (AM. Suryanegara 2009: 314).
Organisasi dagang sengaja dijadikan pemicu awal, untuk membangkitkan kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia. Mengapa? karena simpul perdagangan adalah kunci. Karenanya untuk merebut kemerdekaan, karena kesadaran akan berniaga harus dibangkitkan. Bukanlah organisasi dagang Belanda VOC yang didirikan tahun 1602 oleh Pieter Both tujuan awalnya adalah untuk memutus mata rantai perdagangan yang dipegang kuat kalangan santri kala itu?
Setelah jalur perdagangan di pegang Belanda, satu-persatu wilayah nusantara berhasil takluk ke tangan penjajah Belanda yang luas negaranya hanya setara dengan propinsi jawa Barat itu. Itulah mengapa seorang alumni santri dari Buntet-Cirebon yang berada di Surakarta yang paham akan sejarah bangsanya segera mengambil inisiatif untuk membentuk organisasi dagang bernama Syarekat Dagang Islam disingkat SDI 16 Oktober 1905, tiga tahun sebelum Budi Utomo lahir.