RADARCIREBON.ID – Sebentar lagi Kota Cirebon berusia 598 tahun, menurut penanggalan hijriah. Kota ini berulang tahun setiap tanggal 1 Muharram.
Untuk tahun ini, kemungkinan 1 Muharram jatuh pada tanggal 27 Juni 2025. Nah, pada tanggal inilah ulang tahun ke-598 diperingati dan dirayakan.
Tapi masih banyak yang belum tahu proses perubahan jika kota di sisi pantai utara Jawa Barat ini disebut Cirebon seperti sekarang ini.
Baca Juga:KDM: Rendahnya Investasi di Kawasan Rebana karena Minimnya Pembangunan InfrastrukturKDM: Rendahnya Investasi di Kawasan Rebana karena Minimnya Pembangunan Infrastruktur
Banyak penyebutan kota ini dari waktu ke waktu yang terus berubah. Mulanya kota ini disebut “Sarumban”. Kemudian terus berproses hingga Kota Wali ini disebut juga dengan nama “Grage”.
Banyak sumber sejarah tentang masa lalu penamaan Kota Cirebon. Di antaranya nama kota ini bisa ditemukan dalam historiografi tradisional yang ditulis dalam bentuk manuskrip (naskah). Manuskrip tersebut ditulis pada abad ke-18 dan ke-19.
Ada beberapa naskah yang dapat dijadikan pegangan tentang asal-usul kata Cirebon dan sejarahnya. Naskah-naskah itu antara lain Carita Purwaka Caruban Nagari, Babad Cirebon, Sajarah Kasultanan Cirebon dan Babad Walangsungsang.
Di antara yang paling menarik adalah naskah Carita Purwaka Caruban Nagari. Naskah ini ditulis pada tahun 1720.
Penulisnya Pangeran Aria Cirebon, Putera Sultan Kasepuhan. Dia pernah diangkat sebagai perantara para Bupati Priangan dengan VOC pada sekitar tahun 1706-1723.
Mengapa dalam naskah tersebut menarik bagi Kota Cirebon? Sebab dalam naskah itu pula disebutkan asal mula kata “Cirebon”.
Dalam naskan itu tertulis kata “Cirebon” mulanya berasal dari kata “sarumban”. Kemudian kata itu mengalami perubahan pengucapan menjadi “Caruban”.
Baca Juga:Disebut Mirip Pendidikan Barak Militer ala KDM, Family Center jadi Model Sangat Penting di FinlandiaMelihat Langsung Puja Puji dan Telapak Kaki Raja Purnawarman di Prasasti Ciaruteun
Kata ini dari tahun ke tahu terus mengalami proses perubahan. Dari “Caruban” berubah menjadi “Carbon”. Kemudian berubah lagi menjadi kata “Cerbon”. Pada akhirnya sekarang menjadi kata “Cirebon”.
Dalam naskah tersebut, para wali menyebut Carbon sebagai “Pusat Jagat”. Sebab daerah ini terletak di tengah-tengah Pulau Jawa.
Sedangkan warga pesisir utara Jawa Barat ketika itu menyebutnya “Negeri Gede”. Kata ini berubah pengucapannya menjadi “Garage”. Kemudian berproses lagi menjadi “Grage”.