RADARCIREBON.ID – Pelatih Fenerbahce Jose Mourinho membantah laporan bahwa dia telah mengadakan pembicaraan eksklusif dengan para petinggi Federasi Sepak Bola Portugal untuk menjadi juru taktik tim nasional. Melansir dari ESPN yang menyadur beberapa media Turki, mengklaim bahwa Mourinho sempat dirumorkan akan meninggalkan Fenerbahce pada akhir musim ini. Dia menggantikan pelatih Portugal Roberto Martinez setelah final Liga Bangsa-Bangsa UEFA pada Juni.
Mourinho yang bergabung dengan Fenerbahce dengan kontrak dua tahun sejak musim panas lalu, belum mengonfirmasi tentang masa depannya di pengujung Liga Turki Musim ini.
“Ya, saya dapat menyangkal bahwa saya telah mengadakan pertemuan dengan Federasi Sepak Bola Portugal. Saya orang yang loyal,” buka mantan pelatih Manchester United tersebut.
Baca Juga:Patung Rajawali Raksasa di Desa Cipaat Indramayu Jadi Sorotan di Medsos, Ternyata Segini BiayanyaForkopimcam Jatibarang Indramayu Turun Tangan, Tertibkan Aturan Retribusi di Pasar Sandang Jatibarang
“Satu-satunya saat saya memiliki kontak langsung dengan klub (lain), saya memberi tahu Fenerbahce. Itu bukan sekarang, itu pada Januari,” kata Mourinho.
“Saya telah mengadakan pertemuan dengan klub (lain yang tidak disebutkan namanya). Saya tidak menerima tawaran itu. Tetapi saya memberi tahu klub saya (Fenerbahce) bahkan sebelum pertemuan tersebut terjadi,” imbuh dia.
Presiden Fenerbahce Ali Koc baru-baru ini mengungkapkan bahwa Mourinho telah menerima tawaran sebesar EUR 36 juta di tengah musim untuk meninggalkan Fenerbahce. Tapi ahli taktik berusia 62 tahun itu menolaknya.
Sementara itu, Mourinho menyindir rival sekota Galatasaray, yang baru-baru ini memenangkan gelar Liga Turki untuk yang ketiga kalinya secara berturut-turut pada Minggu (18/5) dengan dua pertandingan tersisa. Galatasaray menang 3-0 atas Kayserispor untuk mempertahankan keunggulan delapan poin mereka atas Yellow Canaries.
Mourinho merasa tidak pantas bagi kiper Galatasaray Fernando Muslera untuk mengambil penalti dan mengonversinya sebagai bentu perayaan gelar tim mereka di pengujung pertandingan.
“Sehubungan dengan cara Galatasaray merayakan gelar juara, saya pikir ketika Anda merayakan sesuatu yang abu-abu, itu menunjukkan dimensi kemanusiaan Anda,” tambah Mourinho.
“Mereka merayakan gelar juara dengan satu episode yang mencerminkan siapa mereka sebenarnya, yaitu saat menang 2-0 dan (kemudian) kiper (Muslera) mengambil penalti pada menit ke-90. Saya pikir itu gambaran sempurna tentang siapa mereka sebenarnya,” lanjut dia.