RADARCIREBON.ID – Senin pagi, 2, Juni 2025, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau KDM, tiba-tiba ada di Kawasan Batik Trusmi.
Tak sendirian. KDM mengerahkan puluhan petugas kebersihan untuk membersihkan kawasan tersebut.
“Saya pagi hari ini sudah di Cirebon, di area Trusmi. Area ini area batik yang memiliki ikonik tinggi, tetapi tidak terawat, tidak terjaga,” kata KDM melalui video yang diunggah di Instagram.
Baca Juga:Cerita Korban Longsor Gunung Kuda: Reang Ana Ning Jero Mobil, Masih Urip, Tulung…Pengusaha Gunung Kuda Bandel: Ngeruk Terus Meski Dilarang, Kini Jadi Tersangka
Menurut KDM, tidak mungkin pariwisata tumbuh kalau kebersihannya tidak dijaga. “Syarat pariwisata itu satu saja, jalannya mulus, kebersihannya terjaga, bangunannya estetikanya terawat, orangnya ramah-ramah,” jelas KDM.
Sementara itu, Bupati Cirebon Drs H Imron MAg mengakui Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengunjungi Kawasan Batik Trusmi. “Tadi pagi (pagi kemarin) jalan-jalan di Trusmi dan menemukan masih banyak warung dagangan liar. Di sana itu ingin dijadikan destinasi wisata seperti Jogja. Makanya minta ditertibkan, minta dibenahi,” kata Imron.
Imon mengaku sudah berkoordinasi dengan KDM untuk melakukan penertiban sekaligus penataan Kawasan Trusmi. “Saya tadi sudah ngobrol dengan Pak KDM. Nanti Satpol PP akan dikumpulkan untuk rencana menertibkan pedagang-pedagang agar masuk ke pasar. Akan dibuat destinasi wisata religi dan budaya,” kata Imron.
Terpisah, Pengamat Kebijakan Publik, Munangwar, mengatakan selama ini Pemkab Cirebon, khususnya SKPD yang membidangi masalah sampah, terkesan membiarkan Kawasan Batik Trusmi tidak diurus. “Ini Pak Gubernur peduli, namun Pemkab Cirebon dan SKPD terkait tidak peduli dengan kawasan Trusmi,” ujar Munangwar.
Ia mengungkapkan, SKPD terkait harus bertanggung jawab dengan kondisi Kawasan Batik Trusmi dan sekitar Pasar Pasalaran. “Dan ini bukan tanggung jawab satu SKPD, tapi beberapa SKPD. Ada Bappelitbangda, DLH, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, juga Dinas Perdagangan dan Perindustrian,” kata Munangwar kepada Radar Cirebon.
Menurutnya, pada tahun 2023 Bappelitbangda merencanakan Kawasan Trusmi akan menjadi Malioboro-nya Kabupaten Cirebon. “Rencana yang diungkapkan Bappelitbangda tahun 2023 mau jadikan Malioboro-nya Kabupaten Cirebon ternyata hanya omon-omon. Tidak ada realisasi sama sekali,” ungkapnya.
Terkait kebersihan, menurut Munangwar, DLH menarik retribusi kebersihan ke Pedagang Pasalaran. Tapi, kata dia, retribusinya ditarik, kawasan itu tetap kotor. Pria yang pernah menjabat Camat Plered ini mengatakan Kawasan Trusmi butuh penataan. “Kalau ditata dengan baik, Kawasan Trusmi ini potensi wisatanya sangat banyak,” ungkapnya. (den)