BMKG Catat 118 Gempa Bumi Terjadi di Jawa Barat pada Mei 2025, Masyarakat Diminta Waspada

Gempa Kabupaten Bandung
TITIK TERBARU: Gempa 4,2 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Bandung pada Jumat (30/5/2025) sekitar pukul 4.12 WIB, getarannya terasa hingga ke Cianjur. Foto: Ist 
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung mencatat bahwa selama periode Mei 2025 telah terjadi sebanyak 118 kali gempa bumi di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu, menyampaikan data ini dalam keterangan resminya di Bandung pada Minggu (1/6/2025).

Menurut Teguh, dari total 118 kejadian tersebut, guncangan gempa bumi terbesar yang tercatat mencapai 4,2 magnitudo, sementara yang terendah mencapai 1,2 magnitudo. Angka ini menunjukkan bahwa wilayah Jawa Barat mengalami aktivitas gempa bumi yang bervariasi dalam kekuatan dan intensitasnya selama bulan Mei.

Berdasarkan kedalaman pusat gempa atau hiposenter, BMKG mencatat sebanyak 104 kejadian gempa bumi berkedalaman kurang dari 60 kilometer yang tergolong sebagai gempa dangkal. Sementara itu, sisanya sebanyak 14 kejadian memiliki kedalaman antara 60 hingga 300 kilometer, yang tergolong gempa pada lapisan bawah kerak bumi.

Baca Juga:Pentingnya Memperkuat Nilai-Nilai PancasilaSMAN 4 Cirebon Terbanyak Kedua Lolos SNBP ke PTN

Teguh juga menambahkan bahwa selama Mei 2025 terdapat sembilan kali gempa bumi yang terasa oleh masyarakat di beberapa daerah Jawa Barat.

“Sepanjang periode bulan Mei 2025 terdapat sembilan kali gempa bumi yang dirasakan,” ungkapnya.

Menariknya, dari total kejadian gempa tersebut, berdasarkan letak hiposenternya 75 gempa berpusat di wilayah laut, sedangkan 43 kejadian gempa bumi lainnya berpusat di daratan.

Salah satu gempa terbesar yang terjadi pada bulan Mei ini adalah gempa berkekuatan 4,2 magnitudo yang terjadi pada Jumat, 30 Mei 2025, dengan episenter terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Gempa ini dirasakan di daerah Pasirkuda, Kabupaten Cianjur. BMKG mengonfirmasi bahwa gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di wilayah tersebut.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif,” ujar Teguh.

Dalam menghadapi kondisi tersebut, BMKG Bandung memberikan sejumlah rekomendasi penting bagi masyarakat. Masyarakat diimbau untuk menghindari bangunan yang mengalami retakan atau kerusakan akibat gempa karena dapat membahayakan keselamatan. Apabila terjadi gempa, masyarakat diharapkan tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat serta informasi resmi dari BMKG.

0 Komentar