Di RS Tebet di Jakarta Selatan, juga menunjukkan data yang sama. “Kasusnya sudah jarang,” ungkap dr Feti, dokter jaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) soal kasus Covid-19.
Sementara itu, ada informasi dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Data di dinas itu menunjukkan terdapat 38 kasus Covid-19 antara 1 Januari dan 31 Mei 2025. Kasus terbanyak terjadi pada Januari 2025 dengan 25 kasus.
Walau menurun, pihak Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) masih meragukan data tersebut. Hal itu seperti disampaikan anggota PAEI, Masdalina Pane.
Baca Juga:Agar Pengisian Bateri Lebih Optimal, 90 Persen Hyundai Ioniq 5 Diminta Update ICCUKopi Gunung Aci, Kopi dari Pedalaman Kabupaten Kuningan, Asamnya Lebih Berasa
Mengapa ragu? Karena menurutnya sistem pengawasan Covid-19 di Indonesia saat ini tidak cukup kuat. Hal itu tidak bisa menunjukkan kondisi sesungguhnya.
Dulu, ungkapnya, peta wabah Covid-19 bisa diukur. Sebab, dulu semua orang yang memiliki gejala dites dan ditanggung pemerintah.
Masdalina menilai perubahan sistem pengawasan ini membuat laporan kasus Covid-19 di Indonesia diragukan konsistensinya dengan negara-negara lain.
“Di negara luar meningkat, di negara kita turun. Apakah benar turun? Itu tidak bisa kita pastikan,” pungkasnya.