Longsor Gunung Kuda: Evaluasi Proses Pencarian, Bahas Ulang dengan Forkopimda dan Keluarga Korban

KHOIRUL ANWARUDIN/RADAR CIREBON
Tim SAR Gabungan melakukan pencarian korban longsor Gunung Kuda, Selasa (3/6/2025). Foto: khoirul anwarudin-radar cirebon.
0 Komentar

Plt Kepala Kemenag Kabupaten Cirebon, H Slamet, menjelaskan rencana doa bersama ini merupakan wujud nyata kepedulian antarumat beragama dalam menghadapi duka kemanusiaan. Doa bersama akan melibatkan pemuka dari enam agama, yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

“Ini bukan hanya soal agama, ini soal kemanusiaan. Kami mengajak semua tokoh agama untuk bersama-sama memimpin doa, dan membawa umatnya turut serta mendoakan para korban yang telah meninggal dunia dalam musibah longsor di Gunung Kuda,” ujar Slamet, Selasa (3/6/2025).

Selain sebagai bentuk belasungkawa, kata Slamet, doa lintas agama ini juga menjadi simbol persatuan dan kehadiran negara dalam mendampingi warganya di saat-saat sulit. “Kami berharap kehadiran seluruh unsur keagamaan bisa menjadi penguat batin bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar,” ungkapnya kepada Radar Cirebon.

Baca Juga:Survei Publik di Kabupaten Kuningan, Berikut Ini SKPD Mencatatkan Skor Tertinggi dalam Hal Kepuasan MasyarakatNuzul Rachdy: Hari Lahir Pancasila Momentum Menguatkan Nilai Perjuangan Bangsa

Menurutnya, doa lintas agama ini rencananya akan dilakukan di sekitar titik lokasi longsor, dengan prosesi yang khidmat dan penuh penghormatan. Kemenag Kabupaten Cirebon juga bekerja sama dengan aparat desa dan pihak berwenang untuk memastikan kelancaran acara serta keamanan semua peserta.

“Kehadiran lintas iman di lokasi bencana bukan hanya sebagai bentuk belasungkawa, melainkan juga menjadi pengingat bahwa dalam setiap musibah, semangat kebersamaan adalah kekuatan terbesar bangsa ini,” pungkasnya. (awr/sam)

0 Komentar