RADARCIREBON.ID – Sudah sejak zaman Hindia Belanda, setidaknya sekitar tahun 1840, jalan ini sudah menjadi rute favorit dari Cirebon menuju Maja, atau sebaliknya.
Jalan ini hingga sekarang juga menjadi salah satu rute yang sering dilewati. Rute itu adalah dari Cirebon menuju Maja via Sukahaji. Yakni rute Cirebon – Palimanan – Prapatan – Rajagaluh – Sukahaji – Maja.
Hal ini juga sudah menjadi kebiasaan para petinggi Karisidenan Cirebon dan Karegenan atau Kabupaten Maja, melaui jalur tersebut.
Baca Juga:Setelah Pindah dari Maja, Mengapa Menjadi Kabupaten Majalengka, Bukan Sindangkasih?Peta Karisidenan Cirebon 1857, Palimanan Masuk Majalengka, Jatitujuh Bagian dari Indramayu
Jika Residen Cheribon akan melakukan inspeksi ke Keregenan Madja, pasti melalui rute jalan itu. Begitu pula sebaliknya, jika Bupati atau Regen Maja hendak menghadap ke Residen Cirebon, jalur itu merupakan yang terpendek.
Mengapa tidak melali jalur Cirebon – Kadipaten – Majalengka – Maja? Dalam dokumen itu menyebutkan, lantaran rute itu terlalu jauh.
Apalagi sebelum tahun 1840, Sindanglasi atau Sidangkasih belum menjadi apa-apa. Baru setelah Sindangkasih itu menjadi Majalengka, setelah 1840, baru memiliki jalan yang besar.
Memang setelah tahun 1840, Sindangkasih atau Majalengka sudah menjadi ibu kota karagenan atau kabupaten. Sebelum tahun itu, pusat karegenan berada di Maja.
Bahkan jalur dari Sukahaji ke Majalengka pun baru dibangun menjadi jalan raya, setelah Sindangkasih ditetapkan sebagai ibukota kabupaten.
Setelah Sukahaji – Majalengka dibangun jalan raya, baru kemudian disambung ke Karangsambung atau Kadipaten sekarang. Dari Karangsambung kemudian tersambung ke Sumedang.
Ketika itu, Karangsambung menjadi kota penting. Di wilayah yang sekarang masuk Kadipaten ini, menjadi tempat penyeberangan Sungai Cimanuk.
Baca Juga:KOM Edan Eling 2025Maja dan Talaga, 2 Kota Penting dan Terkenal Sebelum Lahirnya Kabupaten Majalengka
Sungai itu juga yang menghubungkan Sumedang ke Cirebon, atau sabaliknya. Walaupun di jalur jalan raya ketika itu, tidak seperti jalan Tomo-Kadipaten, sekarang.
Bahkan, di Karangsambung itu juga ada pelabuhan untuk mengangkut hasil bumi dari Periangan. Hasil bumi tersebut diangkut melalui Sungai Cimanuk hingga ke muara di Indramayu.
Lalu bagaimana gambaran jalan dari Maja ke Talaga? Dalam dokumen tersebut dijelaskan, jalan dari kedua tempat itu tetap dibiarkan kecil dan sempit.
Jalan sempit Maja – Talaga itu juga sengaja dibiarkan, lantaran untuk menunjukkan bahwa ibukota Kabupaten Maja itu di Maja. Bukan beribukota di Talaga. Walaupun Talaga merupakan Ketumanggungan Pajajaran.