Untuk menutup defisit anggaran akibat peningkatan belanja, pemerintah daerah mengandalkan pembiayaan netto sebesar Rp136 miliar lebih. Penerimaan pembiayaan daerah juga mengalami lonjakan dari semula Rp25 miliar lebih menjadi Rp161 miliar lebih.
Ini terdiri dari Silpa tahun sebelumnya sebesar Rp23 miliar lebih, penerimaan pinjaman daerah jangka pendek sebesar Rp25 miliar, dan pinjaman daerah jangka menengah sebesar Rp112 miliar lebih. Sementara itu, pengeluaran pembiayaan yang sebelumnya tidak dianggarkan kini direncanakan sebesar Rp25 miliar untuk pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo.
“Dengan demikian, struktur APBD Perubahan 2025 memperlihatkan rencana pendapatan daerah sebesar Rp2,830 triliun lebih dan belanja daerah sebesar Rp2,966 triliun lebih. Selisih kurang sebesar Rp136 miliar lebih akan ditutup melalui pembiayaan netto,” pungkasnya. (ags)