Soal Pajak Rumah Tapak Dinaikkan, Fachri Dirujak Nitizen, Dibilang Senang Lihat Rakyat Susah

diskon pajak kendaraan jawa barat
WARGA JAWA BARAT HARUS TAHU! Diskon Pajak Kendaraan sampai Agustus 2023, Ini Syarat dan Ketentuannya. Foto: IST/Ilustrasi.
0 Komentar

RADARCIREBON.ID – Usul Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Fachri Hamzah agar pajak rumah tapak atau landed house dinaikkan, mendapat sorotan dari masyarakat luas. Termasuk mereka yang aktif di dunia maya.

Pria yang lahir di Pulau Sumbawa Besar pada tanggal 10 November 1971 ini bahkan “dirujak” oleh nitizen. Mantan wakil ketua DPR RI tersebut, di antaranya dinilai senang jika melihat rakyat susah.

Ada penggiat media sosial dengan akun bernama Ary mengunggah tweet di media sosial X. Dia marah besar dengan usul Fachri Hamzah tersebut.

Baca Juga:Trump vs Elon Musk Belum Usai, LA Diguncang Bentrokan Brutal, Mobil Dibakar dan Toko DijarahTrump Ingin Deportasi Elon Musk, Perseteruan Kian Panas, Siapa Menang?

“Makin gendeng saja nih. Rakyat miskin yang hanya punya rumah tapak malah dibebani pajak yang tinggi,” ungkap Ary.

Menurut Ary, usul Fachri tersebut dalam upaya agar masyarakat beralih tinggal di rumah susun. Karenanya Fachri pun menyarankan agar pemerintah menaikkan pajak untuk rumah tapak.

“Misalnya nanti yang bikin rumah landed atau tapak, pajaknya dinaikin saja sampai dia tidak bisa tinggal di landed. Pasti dia akan tinggal di rumah susun,” ungkap Fahri yang dikutip Ary.

Unggahan Ary soal usul Fachri Hamzah tersebut mendapat komentar beragam dari banyak nitizen. Namun pada umumnya mereka marah, dan tidak setuju dengan usul petinggi Partai Gelora tersebut.

Di antaranya datang dari Reza. Menurutnya Fachri lupa ketika dulu sering mengkritik pemerintah. Sekarang sudah lupa daratan. “Dasar penghianat rakyat,” komentar Reza.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh nitizen bernama Nur Ali. Menurutnya usulan mantan politisi PKS tersebut sengaja ingin menyakiti rakyat.

“Sekalian aja gorok leher rakyat miskin ini satu satu pak, mumpung anda berkuasa. Heran ya lihat orang ini, makin kesini makin kesono aja,” komentarnya.

Baca Juga:Via Sukahaji, Jalur Favorit Menuju Maja pada Zaman Belanda, Mengapa Tidak Lewat Majalengka?Setelah Pindah dari Maja, Mengapa Menjadi Kabupaten Majalengka, Bukan Sindangkasih?

“Gak inget hidup bakal mati apa? Akal ko digunakan untuk memikirkan bagaimana cara nyusahin rakyat kecil,” tulis Nur Ali.

Nitizen bernama Ahmad Soderi juga sependapat dengan komentar Nur Ali. Menurutnya, pejabat sekarang itu, senang melihat rakyat susah. “Makanya rakyat akan diperas terus sampai mencret,” tulis Ahmad.

0 Komentar